Quantcast
Channel: Egnaro Ekac
Viewing all 192 articles
Browse latest View live

Merek Yang Gak Taunya Udah Ekspansi Ke Luar Negeri

$
0
0
http://m.tribunnews.com/2012/09/24/ingin-nonton-rally-spanyol-beli-pelumas-pertamina-di-iims

Gue ini orangnya sebenernya pengamat brand juga, meskipun gak berkecimpung di dunia ini. Asyik aja mengamati perusahaan yang sedang branding dan positioning. Hehehe. Dan kemarin gue membaca tulisannya pak @yuswohady di blog personalnya bahwa ada merek-merek Indonesia yang udah ekspansi ke luar negeri.


Global Chaser

Hari jumat kemarin (30/11) saya punya kesempatan ngobrol dengan pak Redesmon Munir, Overseas Marketing Manager, Pertamina Pelumas di gedung Oil Center, Jl. Thamrin. Banyak hal kita obrolkan, tapi yang paling seru adalah cerita bagaimana Pertamina Pelumas masuk pasar luar negeri. Surprise juga, ternyata kini produk Pertamina Pelumas seperti FastronMesran, atau Prima XPsudah merambah 23 negara dari Australia hingga Afrika Selatan; dari Pakistan hingga Swiss.
Ujar pak Redes, kiprah ekspansi Pertamina Pelumas ke pasar global bisa dibilang belum lama, sekitar 5 tahun terakhir. Awalnnya, Pertamina Pelumas menggandeng SK Lubricants dari Korsel melalui co-branding, ya karena waktu itu awam sama sekali tidak memiliki pengalaman dan jaringan di pasar luar negeri. Namun setelah menggali pelajaran dari si mitra selama sekitar 2 tahun akhirnya ia mulai pede untuk memasarkan produknya ke negara-negara sasaran lain. Fastron misalnya, kini sudah ada di beberapa supermarket di Jepang atau ada di bengkel-bengkel tertentu di Australia.
Yang menarik, untuk memenuhi permintaan pelanggan korporat di luar negeri, Pertamina Pelumas bahkan sudah mulai melakukanglobal sourcing. Pelumas diproduksi di negara tujuan dan bahan bakunya dipasok dari mitra-mitra di seluruh dunia. “Kalau pelumas dalam bentuk jadi diangkut dari Indonesia ke Dubai misalnya, maka biayanya akan mahal. Karena itu agar kompetitif kita mengolah pelumas tersebut di negara tujuan dan beberapa bahan baku dipasok dari mitra-mitra terdekat,” papar pak Redes.
Hebat luar biasa! Selama ini begitu dengar Pertamina, yang ada di otak saya nggak jauh dari birokrasi berbelit dan inefisiensi, korupsi, atau tabung gas mbledug. Eeh, rupanya kini telah menjadi mutiara yang terus diasah. Saya jadi bangga Pertamina.
Beat the Giant
Pertamina Pelumas adalah salah satu contoh merek lokal hebat yang saya sebut: “global chaser”. Ia adalah role model yang bisa ditiru merek lokal lain. Untuk menjelaskan terminologi ini, ada baiknya jika kita mengacu kepada model “Beat the Giant” (lihat matriks). Model itu saya bikin untuk menggambarkan posisi dan strategi yang bisa ditempuh merek lokal dalam menghadapi merek global di pasar domestik Indonesia. Empat posisi tersebut adalah: die-hard flankerlocal challengerglobal chaser, dan national champion.
Matriks tersebut memiliki dua sumbu. Sumbu vertikal mencerminkan tingkat kepemilikan terhadap keunggulan lokal (local advantages) seperti: pengetahuan mendalam terhadap pasar lokal; kompetensi lokal yang unik; atau pemahaman terhadap budaya lokal. Sementara sumbu  horizontal mencerminkan kemampuan merek lokal dalam mengejar global best practicesseperti kemampuan di bidang manajemen, keuangan, atau teknologi yang sudah sejajar dengan raksasa-raksasa global.
Matriks: “4 Generic Strategies to Beat the Giant”
Seperti tampak dalam matriks, global chaser adalah pemain lokal yang lemah dalam hal keunikan lokal (low local advantages), tapi memiliki kapasitas manajemen, teknologi, dan keuangan yang tinggi (high capability to catch-up global best practices) sejajar dengan merek-merek global. Dengan posisi ini, seperti halnya Pertamina Pelumas, maka pilihan strategi yang bisa diambil adalah terus mengejar kapasitas global best practices dan kalau perlu membangun daya saing untuk masuk ke pasar-pasar regional/global.
Transferable Asset
Pertanyaannya, kenapa global chaser seperti Pertamina Pelumas harus masuk ke pasar regional/global? Seperti ditunjukkan oleh matriks, memang ia tidak memiliki local advantages (karena produk seperti pelumas sulit di-customized ke pasar lokal), tapi di sisi lain ia memiliki kemampuan di bidang teknologi (pengolahan pelumas), manajemen (organisasi, marketing/branding, SDM, dll.), dan kemampuan keuangan kokoh yang berkelas global.
Kemampuan yang terakhir ini merupakan aset yang sangat berharga karena bisa “dipindahkan” (transferable assets) untuk diterapkan di pasar-pasar lain di luar negeri. Karena adanya transferable assets tersebut, maka strategi global chaser untuk survive menghadapi merek global adalah melakukan ekspansi pasar ke luar negeri, tak hanya sekedar bertahan di pasar dalam negeri. Kata pepatah perang, “The best defence is a good offence.”
Selain Pertamina Pelumas, saya mencatat beberapa merek lokal yang smart menjalankan srategi global chaser ini seperti: Semen Gresik, Bio Farma, Garudafood, atau Polygon. Semen Gresik (akan berubah nama menjadi Semen Indonesia) kita tahu beberapa minggu lalu mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan semen di Vietnam yang memuluskan jalan baginya untuk menjadi produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Dengan cerdas Semen Gresik memanfaatkan pengalaman berpuluh tahun memproduksi semen di dalam negeri kemudian diterapkan untuk menggarap pasar negara-negara tetangga.
Bio Farma, barangkali banyak yang tidak tahu, kini telah memasarkan produk vaksinnya di 130 negara. Ini terwujud karena Bio Farma memiliki tradisi dan kemampuan R&D berkelas dunia di bidang bioteknologi sejak 1890 sehingga meraih sertifikat dari WHO untuk memasarkan produknya ke seluruh dunia.
Garudafood lebih hebat lagi, tak hanya mengandalkan ekspor tapi sudah melakukan investasi langsung (foreign direct investment, FDI) dengan mengakuisisi perusahaan China di Xiamen. Garudafood menggunakan perusahaan ini untuk membidik pasar China sekaligus sebagai basis untuk ekspor ke negara lain.
Polygon tak mau kalah. Setelah sebelumnya menjadi “aktor utama” di balik merek-merek top dunia seperti Scott, Kuwahara, Mustang, Avanti, Kona, atau Marine melalui skema OEM (original equipment manufacturing), kini Polygon mulai membangun mereknya sendiri. Tak hanya menarget pasar dalam negeri, Polygon langsung ekspansif menggarap pasar-pasar di negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, Jepang, atau Australia.
Global chaser ini adalah karya anak bangsa yang membanggakan luar biasa. Mencermati sepak terjang mereka saya kian optimis bangsa ini akan menjadi bangsa besar. Hidup Indonesia!!!


Diskusi tentang merek-merek ini sebenernya sih udah lama. Waktu itu gue sempet ngobrol dengan @alidabdul tentang masalah inspirasi gue bergerak di bidang clothing. Gue taunya cuma Petersaysdenim yang nyata banget sponsorin festival-festival gede di luar negeri (meskipun cuma festival indie). Dan ternyata Cak Alid ternyata mengeluarkan berbagai merek yang emang udah gede banget di luar negeri. Gue udah lupa detil merek-mereknya apa, tapi itu membuka mata gue bahwa ada merek-merek Indonesia yang patut dibanggakan.

Sebenernya sulit juga sih kalo kita mengecek apa yang terjadi di negara lain yang notabene kita gak hidup di negara tersebut. Jadi kita gak tau apa ada merek-merek Indonesia lagi ekspansi besar-besaran di sana.

Contohnya aja film deh. Kan sekarang lagi booming fim dan drama Korea, apa orang Korea tau kalo Indonesia udah liat film yang dia bintangin? Gue yakin sih mereka pada gak tau. Tapi kalo melihat perkembangannya sekarang dengan banyaknya para penggerak ombak Hallyu (baca boyband dan girlband) yang datang ke Indonesia maka bisa dipastikan sebagian orang Korea tau kalo publik Indonesia banyak yang suka banget sama Hallyu.

Atau mungkin contoh nyata yang gue alamin adalah film Thailand, dengan bermunculan artis-artis muda baru macam Nattasha Nauljam, dengan geng Suck Seed-nya yang ternyata dilabeli sama persatuan 3 label besar Thailand, GTH. Atau aktris cantik yang gue lupa namanya jadi bintang utama di A Little Thing Called Love sudah mulai banyak fans di Indonesia. Apakan publik Thailand tau?

Ingat loh, Indonesia memiliki 250juta penduduk. Bayangkan aja semua orang di Indonesia memiliki produk Orange Cake Creative. Misalnya yang beli 100juta aja deh dikali 50ribu sama dengan 5000.000.000.000. Wow itu digitnya ada 12 nomer, jadi 5 bilyar rupiah kan? Gue langsung jadi kaya deh hahaha. Nah begitulah orang-orang luar negeri memandang Indonesia. Apalagi kalo udah sering denger kalo Indonesia selamet dari krisis gara-gara konsumsi lokalnya tinggi sekali, kalo gak percaya liat aja di berita-berita ekonomi.

Anyway, bagaimana dengan film Indonesia? Kita dan semua publik Indonesia memang kalo gak diberitau sama media massa Indonesia gak bakal tau kalo ada fans dari luar negeri yang ternyata banyak, tapi gue yakin ada fans Nikita Willy di luar sana yang nasibnya kayak gue ngefans Nattasha yang gak pernah nulis di twitter dalam bahasa Inggris. Hahaha.

Lalu gue kemudian mencari-cari film-film Indonesia yang berpotensi banget bisa membuat efek kayak film blockbusternya Jun Ji Hyun/Gianna Jun, My Sassy Girl atau SuckSeed nya Nattasha and the gank. Jadi efeknya itu membuat semua orang jadi ngefans sama pemeran utama ceweknya yang cantiknya bukan main. Tapi ternyata adanya cuma The Raid yang notabene bintang utamanya adalah Iko Uwais. Hahaha.

Kemudian ada review bagus tentang film teenage barunya mas @rudisoedjarwo berjudul Langit Ke 7, meski gak sebombastis The Raid tapi pemerannya adalah 4 model cewek cantik yang notabene jelas baru banget di dunia akting. Jelas banget ini berpotensi sekali menimbulkan efek layaknya Suckseed atau A Little Thing Called Love. Dan Insya Alloh hari Rabu ini gue bakal nonton Langit Ke 7, mudahan aja ada Bioskop di Surabaya (di Jombang bioskopnya sudah gak kerawat jadi milih liat di Surabaya) yang masih mainin.

Intinya semua berawal dari review positif dari dalam negeri. My Sassy Girl sendiri membuat semua orang Korea pada tahun 2001 pergi ke bioskop dan mencetak box office yang sangat besar dalam sejarah perfilman Korea waktu itu. Jika saja kita lebih suka produk luar negeri, gue yakin kita bisa membuat Hallyu Wave versi Indonesia. Amin. Namun potensi itu ada kok, potensi bahwa orang Indonesia lebih suka produk dalam negerinya :))

Follow Friday, @aliasjojoz

$
0
0



Untuk Follow Friday kali ini gue memberanikan diri untuk mempromosikan akun twitter gue sendiri hehehe. Fyi, akun ini gak ada perubahan username dari awal gue bikinnya. Entah ini bisa dinilai prestasi kah? Hahaha.

Mungkin beberapa hari ini gak aktif ngetwit dikarenakan sinyal yang tidak bersahabat dengan cuaca. Tapi biasanya gue ngetwit masalah-masalah kritis tentang sekitar yang juga gak lepas dari kehidupan gue. Gue juga sering ngasi link portal ini ke Twitter jadi jangan kaget kalo ada banyak link yang mengarah ke situs ini. Hohoho.

Gue tertarik dengan masalah Musik terutama musik rock indie, fotografi, desain grafis, clothing line. Sebenernya masih banyak, gue juga suka nonton film soalnya, bergabung sama klub Shuffledance di kota dan akhir-akhir ini pengen banget punya manajemen artis suatu hari nanti.

Beberapa program yang gue kerjakan sekarang, antara lain:

Satu, mempersiapkan sebuah band. Nama bandnya sendiri adalah SNSD, Sun Never Sets Down dengan harapan agar band ini bersinar dan gak pernah padam. Sekilas emang sama plek dengan girlband asal Korea, So Nyuh Sin Dae hahaha dikarenakan emang yang ngasi nama adalah fansnya. Gue punya strategi sendiri dengan band ini, dengan membangun band sendiri dari temen-temen gue sendiri, gue akan membuatkan kaos untuk mereka dan setiap mereka tampil mereka bakal promosiin kaos itu sebagai merchandise asli mereka.

Sayangnya gue belum bisa merubah haluan musik temen-temen gue semuanya menjadi easycore. Gue biarin aja sementara ini dengan alternative rock. Mengapa easycore? Karena komunitasnya lebih luas. Gue gak mau band ini cuma jadi band SMA selamanya.

Kedua, merekrut tim untuk penulis portal. Ya, selama ini gue sendiri yang menulis di situs ini hahaha. Jadi gue butuhin penulis masalah fotografi, musik indie, desain grafis sama penulis dongen. Jadi yang berminat silakan mention gue aja di Twitter :)

as seen on Orange Cake Creative

Produk Kaos Yang Ideal

$
0
0
http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000015742814/thailand-movie-lover039s-sawadee-krap--please-come-in-----part-2/38

Ideal identik dengan idealis. Biasanya orang idealis sulit sekali menjadi komersil. Gue orang idealis sebenernya tapi terobsesi banget sama yang namanya bisnis. Hahaha.

Dulu gue sempet pasang tagline di blog portofolio gue di http://jojozshowcase.blogspot.com 'It's not merchandise, it's art!'. Dulu dan sampai sekarang gue berprinsip seperti itu dalam membuat desain sebuah kaos. Jadi produknya itu gue buat sebagai karya seni, bukan sebagai barang dagangan. Dibuat dengan penuh passion dan cinta #halah.

Seperti itulah kaos yang ideal bagi gue. Eksklusifitas, Otentik, dan Unik :)

Ada juga sih prinsip idealis lain yang berhubungan sama clothing line. Prinsip ini gue dapetin dari artikelnya @StartupBisnis http://twitter.com/startupbisnis. Pada dasarnya clothing dan distro adalah kaum supporter dari para aktivis-aktivis muda. Aktivis di sini jangan diartikan sebagai aktivis mahasiswa hukum yang sering demo itu hehehe tapi aktivis yang gue maksud adalah orang-orang yang terobsesi banget sama kegiatan-kegiatan yang digandrungi sama anak muda.

Aktivis-aktivis muda ini bermacam-macam sekali macamnya, mulai dari musik, basket, bmx, skateboard, dll. Namun kebanyakan sih aktivis yang disupport adalah kegiatan-kegiatan orang urban yang gak banyak ditemui di kampung kampung. Gue belum ada denger kalo ada Clothing yang support acara tujuh belasan di kampung :D

Jadi clothing bukanlah produk massal yang dijual ke orang banyak, tapi pada dasarnya adalah bentuk support terhadap aktivitas-aktivitas kaum muda urban. Karena ke-ekslusifitasannya, ke-otentikannya, dan keunikannya. Menurut gue sih ya, tolong dibenerin kalo salah :)

Perkembangannya sendiri pun jadi tak disangka menjadi booming. Banyak clothing yang bermunculan namun mereka ini gak tahu sama sekali prinsip dasar dari clothing sendiri hingga mereka jadi jatuh bangun dan akhirnya tenggelam namanya.

Dewasa ini, semua clothing membutuhkan sebuah identitas diri yang gak bisa ditiru sama yang lain. Suatu ide dasar dari pendirinya. Sesuatu yang mereka gak bisa tahu dengan hanya melihatnya saja, tapi harus bertanya kepada pendirinya. Suatu semangat. Suatu visi.

Chirpstory #belajarBrand dari mbak Ainun @pasarsapi

Mempersiapkan Band yang Mampu Go International

$
0
0
http://1000culturalencounters.com/2011/07/5-ways-to-go-international/

Ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan menuju Go Internasional. Kalo ngomong begini jadi teringat sama mbak Agnezmo. Jujur gue gak suka cara dia buat go international, lamaaa bangetttt soalnya lewat jalan major label. Orang label kan pikir-pikir dulu kalo mau ngorbitin artis. Tapi perjuangan sih yak, gak ada yang namanya perjuangan itu singkat :)

Kalo gue mah lebih suka cara indie, apalagi teknologi sekarang udah bisa menjangkau dunia. Orang dari negara Mesir bisa diajak ngobrol dari sini. Keren. Gue ada ide kalo bandnya konser gitu di streaming lewat youtube, tapi jelas pasarnya bukan Indonesia. Yang jelas kalo mau nembak pasar internasional jelas yang ditembak pusatnya, kalo sekarang sih tetap aja, Amerika Serikat :)

Eh anyway, gue gak habis pikir ya. Apa orang-orang Amrik itu gak pernah lihat kebolehan orang-orang di negara lain yak?

Oke, lanjut. Kalo gue pribadi sih secara orang yang gak pernah ngerasain secara langsung dunia musik internasional kayak gimana, menurut gue ada dua hal yang dibutuhkan untuk sebuah musisi untuk go internasional.

Pertama, cari band yang bener-bener dari awal bercita-cita buat go internasional. Bukan band yang udah terkenal terus baru kepikiran buat go internasional. Kenapa? Karena mereka terlalu sibuk buat ngisi-ngisi job di pasar lokal, kan gak ada waktu buat mereka untuk mempersiapkan diri kecuali kalo ada yang ngatur macam Agnezmo gitu.

Ibarat Petersaysdenim yang dari awal emang dibuat untuk go international, band ini harus fokus sama tujuan mereka. Ibarat para motivator-motivator pengusaha berkata, jangan meremehkan mimpi. Jadi cari band yang bener-bener cita-citanya Go Internasional dari awal bukan band yang udah terkenal dikit langsung lupa cita-cita awalnya. Tinggalin aja. Hahaha.

Dan cari band seperti itu emang susah. Ada yang cuma asal ngomong, gak tau konsekuensinya kayak gimana. Soalnya band go internasional turnya pun udah gak di dalam negeri lagi, tapi di negeri orang. Setelah di negeri orang udah keseringan, baru diajak tur keliling dunia  Ada yang lumayan terkenal dan kepikiran mau go internasional tapi tiap minggu gak mau ngelepasin job mereka. Band seperti ini gue saranin buat mengurangi jobnya semaksimal mungkin dan fokus sama go internasional. Jangan takut untuk berdarah-darah, para motivator pengusaha banyak yang bilang bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian hohoho. Emang yang paling gampang sih nyari band kayak gini, tapi jelas yang sulit band ini gak mau ngelepasin jobnya aja dalam arti lain kebiasaan mereka yang udah mendarah daging :)

Setelah menemukan band visioner kek gitu terus ngapain?

Setelah band ini dinilai layak buat go internasional baru kita membutuhkan hal kedua. Ya harus dinilai dulu, aksi panggungnya cukup menarik gak? Personality nya menjual gak? Mereka punya keunikan gak? Tim go internasionalnya solid gak? Nah seperti itulah.

Setelah mereka melewati studi kelayakan barulah mereka membutuhkan hal yang kedua. Membangun koneksi dengan pusat pasar internasional :)

Kalo sekarang sih seperti apa yang gue sebut di atas, pusat pasar internasional adalah Amerika Serikat, tepatnya di Hollywood, California (eh bener kan di negara bagian California?). Jadi perbanyak kenalan dari situ. Kalo melalui jalur indie hardcore ya kenalan dengan komunitas hardcore di Hollywood. Kan banyak tuh universitas-universitas di sana, mana ada yang gak ada komunitas hardcore disituhh. Nah anak-anak muda Indonesia yang kuliah di sana juga coba dimanfaatin juga, dimintain tolong juga buat menyambung koneksi kita.

Dan kalo kita sudah saling tukar bertukar lagu, marilah kita ngegigs. Nah ngegigsnya ya gak mungkin kita langsung ke sana. Ya mungkin aja sih kalo ada yang biayain, tapi untuk menghemat dana kita adain aja streaming! Thanks banget nih sapa aja yang bikin Youtube! :D

Setelah review mereka positif dan semakin positif dan positif dan menjadi viral serta engage-nya semakin kuat, gue gak tau jalan selanjutnya hahaha.

Kalo beruntung, bandnya bakal didenger sama Major Label dan dipromotorin sama mereka. Tapi yang jelas orang sekelas Agnezmo sih gak masalah dengan itu, tapi kalo orang yang udah lama di komunitas indie itu adalah masalah bangeeett. Mungkin kalo hardcore cuma bisa sekelas dengan Asking Alexandria atau Bring Me The Horizon yang cuma dikenal sama orang-orang kayak gue gini. Tapi kalo band ini ternyata tipikal yang kompromi dengan major label tanpa merubah idealisme yang mereka bangun sebelumnya semisal Psy dengan gangnam Style gue tau jalan selanjutnya :)

Major label pasti gambling dalam ngorbitin artis apapun itu. Kalo artisnya ini emang punya kelayakan buat diterima di pasar semisal Cakra Khan gitu, pasti review-nya positif kok. Lalu setelah reviewnya positif dan viral maka jalan selanjutnya adalah bikin soundtrack film!

Hahaha ini sih salah satu jalan menurut gue. Karena berdasarkan pengalaman, Paramore menjadi lebih dikenal dunia gara-gara mereka bikin soundtrack di film Twilight, film Vampir terburuk abad ini hahaha. Dan mengekor kesuksesan filmnya, mereka pun jadi hits. Meskipun mereka memutuskan gak ngelanjutin bikin soundtrack di film berikutnya tapi para fans sangat hormat banget sama keputusan ini.

Cara yang lain adalah dengan bikin the next Gangnam Style. Hahaha. Ini gue belum tau faktor-faktor yang bikin Gangnam Style sukses mendunia gitu, semua teori-teori di internet belum membuat gue paham. Dan gara-gara ini gue hormat sama YG Entertainment, lagian dalam persaingan label-label besar di Korea sana gak kayak di Indonesia. Visi mereka kayaknya udah disatukan banget gitu, jadi mereka pada gak saling bunuh satu sama lain. Buktinya gue baca di Wikipedia mereka pionir dibuatnya sebuah aliansi label musik Asia :)

Kalo memang jalur indie hardcore gitu ya cobalah untuk memahami kesuksesan Petersaysdenim. Kang Peter pernah semacam di judge di Twitter, "Kan di Indonesia banyak band-band bagus tapi kurang di ekspose" lalu dijawab, "Berarti kurang promosinya". Yak betul ini masalah promosi. Kalo bandnya udah bagus berarti saatnya promosi. Orang itu gak tau kalo kita punya band, kalo mereka itu gak dikasi tau. Promosi identik dengan masalah finansial? Pikir lagi deh hehehe.

Begitulah bro. Gue posting kek gini, gara gregetan band gue gak bisa disatukan visinya. Semangatnya pun kurang begitu antusias. Mungkin gak pernah mengenal konsep kayak gini kali ya. Hahaha. Emang gue aja kali ya yang terlalu ambisius :D

Ohya ini gak melulu tentang musik kok, gue dulu pernah kok ngeshare tentang penulis yang go international. Cara ini bisa dipake buat para penulis yang visioner yang mau karyanya bisa jadi semacam next JK Rowling, the next JRR Tolkien, atau the next Stephanie Meyer. Caranya lebih gampang karena penerbit buku gak ada dunia mainstream sama indie. Jadi tembak aja penerbit-penerbit besar di Amrik. Ingat loh tante Rowling itu hampir seratus kali ditolak buat nerbitin Harry Potter, tante Meyer juga gitu buat nerbitin Twilight. Jadi Neva Gave Ap! :D Tapi yang perlu diinget target utamanya ya dibuatin film sama Hollywood :D

Dan profesi-profesi lain yang bisa go internasional ya bisa menggunakan cara ini lah. Intinya emang promosi sih, dan bagaimana promosi itu efektif banget :)

Oh ya kalo ada tambahan atau koreksi boleh dong dikomentar. Soalnya gue ini juga sotoy banget x)

Gaya Desain Asli Indonesia

$
0
0

Sebenernya mau bahas film Indonesia yang terbantu dengan promosi di Twitter. Sehingga akhir-akhir ini banyak film lokal yang layak ditonton daripada film-film horor yang udah dihujat banyak orang. Para penggiat film ini gak kayak Major label musik Indonesia ya, yang semuanya cenderung pada ngejar materi, jadi musik yang ditampilkan di tv-tv itu itu aja, gak ada pilihan. Meskipun masih ada film-film horor esek-esek yang masih bermunculan di bioskop Indonesia, tapi akhir-akhir ini muncul judul-judul film yang layak ditonton macam 5 cm. Tapi karena di Oshi belum ada space buat film, maka dari itu gue bahas yang lain aja hehehe.

Gue sebagai orang yang belajar desain grafis secara otodidak lumayan tau beberapa gaya desain. Ya, cuma gue bersyukur banget bisa tau nama gaya desainnya apa, meskipun gak semuanya. Ada Swiss Style,


Rada ragu juga ini namanya Swiss Style, soalnya pernah baca ulasannya sedikit dan itupun bahasa inggris -__-

Lalu ada gaya Italy


Entah ini beneran apa enggak namanya Italy Style, tapi begitulah orang yang pertama kali ngenalin gue ke dunia grafis menyebutnya. Dan ada gaya retro/vintage yang lagi gelutin sekarang.


Ciri-cirinya yang khas, lalu pembuatannya yang relatif mudah (kecuali yang bikin karikaturnya). Gue belajarnya pun ngawur, jadi hasilnya mungkin gak maksimal. Kebanyakan desainnya Oshi pake style ini, dan blog gue http://orangeofcake.blogspot.com pake gaya ini (meski template nya gratisan hahaha). Cari tutorialnya pun gampang-gampang susah, karena kebanyakan bahasa Inggris. Oke, ini yang terakhir, Wedha's Pop Art.

http://p32n.deviantart.com/art/TRAVIS-IN-WPAP-FULL-COLOUR-183498881
Atau lebih terkenal dengan WPAP, sebuah seni pop (pop art) asli Indonesia. Udah lama gue tau namanya, sempet juga baca tutorialnya namun saat itu gue belum tertarik. Kemudian gue bertemu dengan blognya mas @dzofar http://twitter.com/dzofar yang notabene adalah orang yang udah cukup lama bergabung dengan komunitasnya, dan dilihat dari latar belakangnya dia juga otodidak sama dengan gue. Dan disitulah gue tertarik untuk belajar ini, namun belum dapet tutorial yang pas dalam kapasitas beginner seperti gue.

Menurut gue sih ini karena pada dasarnya WPAP itu memakai teknik tracing dan gue sendiri jarang banget pake teknik tracing untuk wajah orang. Hahaha. Mungkin yang paling gampang adalah plagiat dulu karya WPAP orang, baru kita dapet esensinya. Hahaha. Soalnya gue pikir komposisi warna yang digunakan itu gak baku, ini yang gue anggep sulit. Kadang banyak merahnya, kadang putihnya lebih banyak. Tapi kalo dari artikelnya Indonesia Kreatif ini, buat mas Wedha kayaknya itu gampang sekali :D


Wedha Pop Art Portrait: Komunitas Asal Indonesia yang Melanglang Buana

30 Juni 2012 | Views (3847)
Teks: Early Rahmawati | Sumber foto: wedhahai.deviantart.com
Apa yang Anda pikirkan ketika melihat berbagai foto orang-orang terkenal dengan potongan-potongan warna yang bervariasi dan artistik? Pastilah kita ingin tahu bagaimana cara membuatnya.
Ya, itulah jenis pop art foto wajah seseorang, yang tentunya harus dengan resolusi kuat sebagai medianya. Di luar negeri terutama di USA, kita kenal seniman pop art Andy Warhol yang terkenal. Tetapi jangan salah, ternyata di Indonesia pun kita punya tokoh pop art portrait yang sangat concern untuk mengembangkan komunitas pecinta jenis seni yang satu ini, yaitu Wedha Abdul Rasyid, sehingga jenis pop art yang diciptakannya pun diberi nama Wedha Pop Art Portrait (disingkat WPAP).
Secara garis besar WPAP adalah gaya ilustrasi potret manusia (biasanya figur-figur terkenal) yang didominasi bidang-bidang datar marak warna yang diletakkan di depan, tengah, dan belakang untuk menimbulkan dimensi. Dimensi itu sendiri dibentuk dari garis-garis imajiner tegas di mana bentuk wajah, posisi elemen-elemen anggota wajah, dan proporsinya tetap sama dengan potret aslinya. Proses tracing kreatif yang digunakan tidak tunduk 100 persen pada apa yang sedang di-trace.
Pada sekitar tahun 1990-1991, Wedha mengilustrasikan wajah manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis. Di dalam proses manual, beliau menemukan cara yang mudah dan makin lama semakin mudah. Tapi semakin mudah cara yang beliau temukan, semakin ragu untuk mengatakan bahwa apa yang dihasilkan ini cukup bernilai untuk disebut sebagai karya seni. Pada kenyataannya, karyanya ini mulai digemari pembaca, bahkan pada beberapa kesempatan banyak musisi dunia mengagumi karyanya. Tetapi tetap saja Wedha menganggap karyanya hanyalah untuk memenuhi tugas beliau sebagai ilustrator. Perasaan ini membelenggunya sehingga tidak langsung dipublikasikan secara luas.
Memasuki tahun 2007, beberapa orang kenalan berhasil meyakinkan Wedha bahwa mereka sampai sekarang masih menyukai dan merasa kangen dengan tampilnya lagi karya yang pada mulanya beliau beri nama Foto Marak Berkotak itu. Puncaknya terjadi pada 22 Juni 2007, di mana waktu itu seorang ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara bernama Gumelar yang sengaja ditemui Wedha, mengatakan bahwa dia yang sudah melanglang jagad itu, baru kali ini melihat karya semacam karya Wedha dan melabelkan gaya ini sebagai gaya Wedha. Bahkan beliau berkewajiban untuk meluaskan gaya WPAP ini (yang dikatakan sebagai terobosan baru) kepada semua orang, agar ada yang melanjutkan.
Sejak saat itulah Wedha mulai bersemangat untuk menyebarluaskan karya dan cara pembuatan WPAP ini. Sampai akhirnya pada tahun 2009 lahirlah Komunitas WPAP atau lebih dikenal sebagai WPAP Community, yang ternyata digemari dan digilai oleh banyak sekali ilustrator ataupun desainer di Indonesia, serta menyemangati mereka untuk semakin banyak lagi membuat karya WPAP.
Bahkan WPAP yang dulunya hanya memamerkan dan menjual karya Wedha pribadi, sejak tahun 2010 berhasil menjual karya-karyanya di Java Jazz Festival hingga tahun 2012, di mana kemudian yang dipamerkan dan dijual bukan cuma karya Wedha tetap juga karya anggota komunitas WPAP lainnya seperti Mas Itock Soekarso, Sungging Priyanto, Gunawan, Ronnie, Wahyu, dll. Hingga kini komunitas WPAP semakin berkembang di berbagai kota di Indonesia.
Selain itu sejak beberapa tahun terakhir ini WPAP juga berpartisipasi dalam Jakarta Clothing, Jakarta Biennale (pameran di Taman Ayodya pada tahun 2011 lalu), diliput berbagai media nasional dan juga internasional, di antaranya pernah dipamerkan di Bremen oleh PPI Bremen dan juga disiarkan keberadaannya melalui Radio PPI Dunia (www.radioppidunia.org), juga mulai ditawarkan sebagai karya yang layak dikoleksi di negara-negara Amerika Latin dan Rumania (melalui komunitas komik di sana). Pada tahun 2012 ini, WPAP melalui Satu Indonesia melakukan pameran dan pembelajaran teknik pembuatan di 12 kota di Indonesia (walaupun sebenarnya jika kita searching di youtube akan ada link tutorial pembuatan WPAP).
Karya-karya WPAP dapat dinikmati melalui website: wpapcommunity.com. Komunitas ini juga semakin mengukuhkan dirinya sebagai komunitas yang peduli dengan nasionalisme di mana mereka juga membuat berbagai karya pop art atas berbagai kesenian Indonesia seperti Tari Pendet (Bali), Tari Piring (Minangkabau), serta wajah para Kepala Suku di Papua, dll yang membuat kita semakin mencintai Indonesia dengan berbagai sentuhan warna yang semarak.
Selain itu WPAP Community juga membentuk grup di sosial media seperti Facebook:https://www.facebook.com/groups/174825662538009/ dan juga dapat dikontak melalui Twitter: @WPAPCom, sehingga semua kalangan di Indonesia maupun dari luar negeri yang menggemari jenis karya ini dapat saling berinteraksi antar anggota, saling belajar, dan mampu mendapatkan hasil atas karyanya melalui penjualan poster, kaos, kalender, dan berbagai merchandise lain dari desain yang telah dibuat.
Satu hal yang juga sangat istimewa adalah komunitas ini sangat bernuansa kekeluargaan, di mana Wedha yang notabene sudah senior berlaku layaknya bapak bagi para generasi muda yang menggemari karya seni ini. Ke depannya, mudah-mudahan karya WPAP ini semakin digemari dan semakin tersebar luas di mancanegara, tentunya dengan tanpa merugikan para desainer anggota WPAP yang telah membuat karya yang begitu indah ini! (*)


Sebenernya gue gak usah nulis ini, mereka pun udah gak butuh dukungan lagi karena komunitasnya udah gede banget. Hahaha. Nembaknya pun gak main-main, ada yang nembak di JakCloth lalu ada yang nembak Java Jazz yang notabene dua festival dengan komunitas indie yang berbeda. Tapi gue pikir bagi orang-orang yang bergelut di dunia grafis, khususnya tracing wajah harus tau bahwa ada gaya seni yang bener-bener asli Indonesia layaknya batik yang perlu dilestarikan dan dibanggakan :)

As seen on Orange Cake Creative on Tuesday

Jurnalis-Jurnalis Wanita Sukses Di Indonesia

$
0
0
Selain pengamat musik, pengamat iklan, pengamat film, pengamat clothing dan pengamat politik, gue juga termasuk pengamat program-program berita di tv-tv nasional. Hohoho congkaknya. Kemudian setelah gue melihat bagaimana Najwa Shihab berani ngadain tur ke Makassar, maka gue berpikir kayaknya udah waktunya deh gue menulis ini. Dan ini subjektif lho ya, lagian kalo ada yang lebih senior gue kan juga gak tau soalnya gue lahir di awal-awal 90an x)

1. Rosianna Silalahi

http://indonesiatopratings.blogspot.com/2012/02/top-10-indonesian-women-journalists.html
Ini yang paling senior menurut gue, karena beliau ini yang melahirkan jurnalis-jurnalis baru berkualitas di SCTV dan menyabet dua kali penghargaan Panasonic Award. Kemudian banyak dari jurnalis-jurnalis di Liputan 6 pada sukses semua, meskipun mereka gak bersama Liputan 6 lagi. Gue kira beliau ini kemungkinan besar sudah pensiun dan mungkin juga udah gak bersama Liputan 6 lagi juga. Masa keemasan beliau adalah masa dimana tv-tv nasional yang berkonsentrasi di berita belum se-booming sekarang. Bahkan Metro TV waktu itu baru lahir dan sedang membangun budaya Headline News tiap jam.

2. Chantal Della Concetta

http://www.wartapapua.net/chantal-della-concetta-suka-yang-menempel-di-mulut/
Ini yang paling fenomenal menurut gue. Gue paling tau banget dimana gue sering melihat dia bacain Headline News di Metro TV, kemudian pindah ke RCTI bergabung bersama tim Arief Suditomo dan akhirnya sekarang banting setir menjadi model juga menjadi host di acara dewasa. Menurut gue wanita ini paling berbahaya di dunia showbiz. Dia mantan jurnalis! Karir jurnalisnya juga cemerlang! Dan semua jurnalis yang karirnya yang cemerlang itu cerdas sekali! Ketika mendengar nama wanita ini, sumpah gue gak pengen cari gara-gara sama dia...

3. Najwa Shihab

http://www.anneahira.com/najwa-shihab.htm
2013 mungkin bakal jadi tahunnya doi nih. Mata Najwa, acara yang dia host-in semakin diperhitungkan menurut gue. Sudah cantik, powerful juga. Apalagi sekarang udah gak banyak jurnalis-jurnalis wanita yang cemerlang menurut daftar ini. Menurut gue, kak Najwa ini orang yang spontan banget, dimana ada isu yang berkembang langsung deh dia ambil. Bener-bener mencerminkan seorang anak muda yang berapi-api. Hohoho. Patut diperhitungkan sodara-sodara.

4. Tina Talisa

https://www.thejakartapost.com/news/2008/09/21/tina-talisa-anchoring-news-makers.html
Mungkin semua bertanya-tanya dimana Tina Talisa sekarang ini. Sukses dan cemerlang di Apa Kabar Indonesia Malam, membuat semua orang jadi betah lihat berita malam-malam apalagi positioning TV One waktu itu emang bener-bener jelas sebagai News TV. Sekarang dia pindah ke Indosiar dan menjadi host di acaranya sendiri. Lupa namanya. Tapi masa-masa emasnya di AKI Malam emang gak bisa dilupakan :D

5. Desi Anwar


Mungkin kamu gak tau dia siapa, tapi gue tau beliau ini sejak 2010-2011 saat beliau menjadi host di sebuah acara interview bersama tokoh-tokoh dunia. Dan kemudian gue tau beliau juga membuka kursus bahasa Inggris gratis secara online di Facebook. Keren aja sih, meskipun gak terlalu populer seperti wanita-wanita di atas tapi wanita ini punya kekerenannya sendiri :D

6. Grace Natalie

http://m.rimanews.com/read/20111213/48738/penusuk-kamerawan-tvone-idolakan-grace-natalie
Nah ini. Sama seperti kak Tina Talisa, gak tau dimana keberadaannya. Sejak AKI TV One punya host-host yang baru, gue gak pernah lihat dia ini. Kadang dia mengisi AKI pagi, atau mengisi AKI malam menggantikan Tina Talisa yang gak bisa jadi host. Dan semua orang setuju kalo dia ini cantik! Pantes sekali jadi cover majalah :D

7. Marissa Anita

http://www.dailysylvia.com/tag/marissa-anita/
Ibarat dunia musik, gue melihat kak Marissa menjadi rising star. Gue pertama kali melihat dia di 811 Show saat baru-baru aja launching menganggap dia biasa-biasa aja, namun setelah gue anggep program ini gak bisa diremehin ternyata kekuatannya berada di wanita ini. Wow. Gue jadi ngefans abis. Hahaha. Apalagi sifatnya yang ceria sekali. Iya ceria banget, jangan tertipu dengan mimik dia saat membaca berita. Yang juga gak banyak disadari orang-orang, dia adalah supporter film lokal buka aja blognya di marissaanita.com. Mungkin ini yang membuat 811 Show banyak mengulas tentang film lokal di acaranya. Gue yakin dia bakal jadi The Next Najwa Shihab, atau The Next Chantal, atau The Next Tina Talisa atau malah jadi The Next Grace. Yakin banget :)

Begitulah daftar jurnalis-jurnalis cantik yang sering membawakan berita hingga karirnya jadi cemerlang. Gue kayaknya gak bakal bikin daftar yang cowok hahaha. Ada banyak bahkan kayak Arief Suditomo, Prabu Nababan, Alfito Deannova, Tommy Tjokro, Prabu Revolusi, dll.

Oh iya. Kalo ada jurnalis wanita yang kelewatan menurut kamu cocok masuk daftar ini, share di komentar aja soalnya gue juga rada-rada lupa :)

Last words, semua wanita ini berbahaya :)

Finally! First Product For Orange Cake Clothing!

$
0
0

Akhirnya, setelah memakai the power of kepepet dan melewatkan sebuah kesempatan untuk menambang lebih banyak uang, gue akhirnya berhasil membuat sebuah kaos! Hahaha.

maunya levitasi tapi yang moto bukan orang proffesional -___-
Jadi bahannya adalah Cotton Combed 30s, halus sekali dan lumayan tipis, gue beli dari kaskus. Lumayan lama gue belinya, menunggu waktu yang tepat di tengah kesibukan-kesibukan non-profit lain untuk menyablon. Akhirnya setelah Mas Foks, orang yang direkomendasikan buat nyablon satuan ternyata lagi penuh akhirnya gue memutuskan untuk menggunakan jasa sablon di Idea Digital Printing yang jaraknya hanya beberapa rumah dari outletnya Mas Foks. Gue lupa daerahnya apa, dari arah Ringin Contong Jombang menuju ke Alun-Alun di lampu merah pertama belok kiri :)

Mengapa pake The Power of Kepepet? Ternyata gue ini orangnya emang masih trauma dengan produk-produk clothing gue sebelumnya yang gak laku -___-. Kemudian Fafa, partner gue ternyata membuat sebuah kesepakatan di luar sepengetahuan gue. Dikiranya gue ini paham dan bisa memenuhi kesepakatannya itu, tapi akhirnya gue nyadar kesepakatan ini gak nyambung dengan idealisme gue akhirnya gue gantungin lama banget. Dan pihak ketiga yang merasa punya kesepakatan tiba-tiba menghubungi gue, minta hasil kesepakatannya dan gue jelas bingung karena belum melakukan apa-apa ditambah dari awal gue gak paham dan berseberangan dnegan kesepakatannya lalu Fafa karena satu hal udah minta maaf ke gue karena dia harus pulang ke Lampung kemudian ada tenggat waktu hingga akhirnya gue kepepet.

Apa sih kesepakatannya? Jadi orang ketiga ini, namanya Obik adalah pemasok dengan pasar yang lumayan besar. Karena suatu hal dia udah gak bisa lagi melanjutkan memenuhi permintaan-permintaan pasarnya. Dan maunya dilempar ke gue sama Fafa. Dan setelah gue pikir itu jelas beda dengan idealisme yang gue pegang, karena yang gue pengenin adalah membangun brand bukan memenuhi pesanan orang. Akhirnya gue mengambil kesepakatan dengan Obik dengan hanya memberi contoh kepada dia dan pasarnya dia. Namun di tengah kepanikan dengan tenggat waktu yang singkat, akhirnya gue gak kesampaian buat memenuhi kesepakatan.

Sedih emang mengecewakan orang, apalagi yang menjanjikan ini pake nama kita. Gue punya prinsip kalo emang kita gak bisa memenuhi ya bilang aja gak bisa memenuhi. Kalo emang bisa dicoba, kita coba aja itung-itung pengalaman :)

Oh ya, gue juga membuat blog sendiri buat Orange Cake Clothing kunjungi aja http://orangecakecreative.tumblr.com. Gue terinspirasi Schitzo, dengan membangun sebuah blog yang menceritakan sejarahnya Schitzo dari awal. Gue juga sebenernya udah lama pengen bikin blog di tumblr, tapi belum tau ntar mau digunakan apa, udah enjoy sama Blogger soalnya. Jadi rencananya blog ini bakal memposting produk-produk dari Orange Cake Clothing :)

Jangan lupa buat ngunjungin portal blog gue di http://orangecakcreative.blogspot.com jangan lupa di subcribe, join forumnya di Facebook, like pages nya di banner sebelah kiri blog ini dan follow di twitter @OrangeCakeC :D

List of Wants and Needs

$
0
0

Ehem. First, gue pengen ngucapin Selamat Natal bagi yang merayakan. Especially buat ehem Kiko ehem. Ohya buat temen gue juga si Erlin, gue janji ke Malang buat ketemu dia ternyata belum kesampaian hahaha. Gila, gue kenal dia sejak SD lho.

Sebenernya postingan kali ini adalah curhat, ah daripada curhat mending menginspirasi orang aja lah. Tapi entah postingan kali ini adalah postingan menginspirasi atau enggak, gue juga gak tau hahaha. Oke, sebenernya mau share aja barang-barang yang dibutuhkan sama dipengenin, entah tahun 2013 bakal punya atau enggak gue juga gak tau hahaha. Oke, langsung aja.

Gang Metal Manajemen
https://www.facebook.com/GMMjbg
Pengen Punya Manajemen
Gue belum jelas mau manajemen artis apa manajemen yang terdiri dari orang-orang clothing. Tapi yang jelas gue inginin adalah dimana terkumpulnya orang-orang dalam satu wadah. Mengemban misi yang sama. Orang-orang tersebut saling isi mengisi kelemahan. Punya lifestyle yang sama. Bila salah satu anggota tidak bisa, maka yang lain siap meneruskan. Seperti itu gambarannya. Menurut gue sendiri, 'manajemen' itu adalah lanjutan dari 'komunitas'. Ibarat siklus anak-anak-remaja-dewasa. Tapi hal ini masih gue pelajari sih. Gue belum mengerti sistem manajemen seperti apa, lagipula gue masih awam tentang masalah visi dan misi.

http://www.tribunnews.com/2011/08/31/hanya-putra-dan-menantu-yang-sungkeman-dengan-sby
Blessing From Old Fellow
Rencananya ini akan menjadi tagline buat bulan Januari besok. Terinspirasi dari pelajaran yang gue terima tadi pagi. Dimana kelestarian dari sebuah kegiatan apapun itu tak boleh lepas dari restu oleh para orang tua. Jika orang tua tidak merestui maka semuanya akan sia-sia. Intinya gue pengen Orange Cake seperti itu.

http://www.play.com/Clothing/Accessories/-/3056/2323/-/32260317/New-Era-Men-Stow-Away-Snapback-Cap/Product.html?searchfilters=c%7B3060%7D+ae233%7B25-29.99%7D+

Snapback
Waktu kemarin lihat Vierra di Kediri, snapback gue diminta sama salah seorang anak Vierrania. Akhirnya gue kasikan aja deh. Pertama, karena snapbacknya sangat sempit. Kedua, karena belinya di pinggir jalan. Muahahaha.
Range price: 15k-40k

http://id.topman.com/webapp/wcs/stores/servlet/ProductDisplay?beginIndex=0&viewAllFlag=&catalogId=33056&storeId=12555&productId=5367267&langId=-1&categoryId=&searchTerm=Stretch%20and%20Spray&pageSize=20&geoip=prod
Skinny Jeans
Meski mengaku anak band, gue gak punya skinny jeans sama sekali. Ini hal yang mesti dihindari sebenernya (baca: memalukan) hahaha.
Range price 150k-300k

http://simplysweetnsavory.blogspot.com/2012/05/moist-orange-cake.html
Orange Cake
Iya, Orange Cake betulan. Lucunya adalah ketika kita memakai 'Orange Cake' sebagai nama brand, gue belum pernah makan Orange Cake. Wuahahaha. Jadi banyak orang yang salah persepsi ketika nama brand gue disebut, dikira ini orang jualan cake gitu. Aaaaaaa. Tapi gak papa sih. Gue juga kenal orang yang suka bikin cake gitu. Bisa dijadikan alternatif bisnis lain. Wohohoho.
Range price: 60k-100k

http://richkiosk.com/blog/network-marketing/oppa-gangnam-style-marketing/
Kacamata
Sebagai orang pengamat fashion, kacamata gue cuma satu. Itupun oleh-oleh dari Study Tour di Jogja. Hahaha. Pengen beli yang baru, tapi gaya hidup gue sebelum mendirikan clothing ini bisa dibilang bukan orang yang emang mengamati penampilan. Jadi rada sulit juga sih.
Range price 10k-30k

http://gzbomao.en.made-in-china.com/product/coenbkMKSjhV/China-Clothing-Label.html

Label Product
Nah ini yang buat bisnis. Label Product itu yang biasanya ditaruh di bawah kaos untuk manampilkan brand yang membuat produk itu. Kemarin @aditya_prt nawarin Rp 80/pcs dengan minimal beli 1000 pcs jadi Rp. 80.000, namun anak ini masih termasuk tipikal orang yang cuma memberitau aja, langkah selanjutnya silahkan lanjutkan sendiri. Hahaha. Tapi pada awalnya sebelum ditawari Adit, gue sendiri udah nemu orang yang bisa bikin gitu, cuma belum tau harganya aja. Desainnya juga belum gue buat. Oke habis ini deh.
Range price: 50k-80k

Stiker Band
Band gue, Sun Never Sets Down harus bikin promosi. Ide yang umum adalah membuat stiker terus dibagikan ke orang-orang. Tapi ternyata anak-anak abg yang gue rawat ini maunya dimanjain terus. Susah deh.
Range price: 10k-50k

http://product.madeinchina.com/Top-2012-Portable-mini-PC-Sound-laptop-speakers_13261750.shtml
Sound Portable
Kegiatan shuffle minimal membutuhkan sound system, mp3 player dan 3-4 orang. Nah mp3 player kan bisa dari Irene Adler, netbuk samsung gue. Orang-orangnya udah dikumpulin tapi ternyata sound bawaan dari Irene Adler gak cukup, ya akhirnya kita butuh sound yang lebih mantap lagi. Harga pasarannya sekarang masih 100ribuan ke atas. Masih mikir juga.
Range price: 100k-150k

Mp3 Player
Karena Nokia ege gue gak bisa dipake buat dengerin musik tanpa membuat berisik (baca: gak bisa dimasukin headset), gue bercita-cita untuk membeli mp3 player sendiri dan gak boleh dipinjemin sama orang lain. Tapi gak kesampaian sampe sekarang -___-
Range price: 30k-50k

Kalo ditotal berapa ya. Kalo harga paling murah ditotal sama dengan 425k. Kalo yang paling mahal ditotal sama dengan 800k. Hmm.

---------------

Gue juga menchirp-kan Kultwitnya mas @adezAulia berjudul #Bisnis Distro #BisnisDistro by @AdezAulia - Chirpstory

Dari situ gue mendapatkan banyak point, dari membentuk komunitas seperti di atas atau yang paling gue inget adalah

"Hanya mengandalkan desain baju, bukan segalanya gak akan lanjut bisnisnya. Karena masih banyak desainer yang punya hasil karya yang lebih bagus"

Waduh waduh -___-

---------------

Dan jangan lupa untuk kunjungi http://orangecakecreative.blogspot.com gue butuh banyak kritik dan saran buat portal ini. Follow juga gue @aliasjojoz dan @orangecakec dan like fanpage di http://fb.me/orangecake.creative

Terimakasih! :)

Perbedaan Band Festival Dan Indie

$
0
0
http://reelradionetwork.com/page11.html

Seperti orang mainstream lainnya, pertama-tama gue mau ngucapin selamat tahun baru 2013 buat semuanya. Udah masang resolusi? Hahaha. Seperti kata mas Ndop bilang, dia lebih ke arah spontanitas. Gue juga sependapat, kebanyakan anak muda yang bisa spontanitas kayak gitu. Dan menurut gue lebih baik spontanitas. Gue juga pernah bilang kalo resolusi gue itungannya bulan, bukan tahun :D

Malah oot. Oke. Gue mendapat idealisme ini dari temen-temen MYLMO - GM Manajemen Jombang. Hahaha. Well, kalo dipikir-pikir apa bedanya sih band festival sama band indie? Selama ini gue menganggap band indie itu bertahan dari festival ke festival yang lain. Eh ternyata gue salah, atau mungkin ada idealisme yang berbeda. Ya koreksi aja deh kalo gue salah. Here we go!

1. Band Indie Gak Akan Pernah Ikut Lomba Band

Entah mereka terlalu percaya diri dengan skill mereka, atau terlalu sombong hingga menganggap peserta lombanya yang gak sepadan. Tapi yang pasti ada dasar yang pasti kenapa gue beranggapan seperti itu. Paradigma yang beredar di indie scene, bahwa lomba-lomba band yang masih dilaksanakan di Indonesia ini penjuriannya "miring sebelah", dimana anak-anak asuh jurinya lah yang kebanyakan memenangkan lomba-lombanya itu.

2. Band Indie Gak Akan Pernah Registrasi

Dalam festival-festival musik yang diadakan oleh sponsor besar maupun oleh indie scene sendiri, biasanya ada pendaftaran untuk band-band yang ingin unjuk gigi. Kenapa band indie gak mau registrasi? Karena orang-orang indie scene gak akan bergantung pada sebuah EO atau acara. Dimana mereka gak akan membayar uang registrasi kepada EO. Ini memang tentang harga diri.

3. Band Indie Main Di Festival Hanya Ketika Diundang

Yap. Mereka mau main di festival-festival musik hanya ketika mereka diundang. Ini pun ada beberapa band yang memilih-milih scene mana yang mengundang mereka, apakah cocok dengan scene mereka atau tidak. Karena bila beda scene, dikhawatirkan akan membuat suasanan menjadi ricuh.

Ya begitulah band indie. Sebenernya gak jauh sama dengan band-band label besar. Band-band label besar ketika promo album mereka atau single mereka, mereka akan mengeluarkan biaya yang gak sedikit kok. Tapi mereka gak merasa kehilangan uang karena yang bayarin mereka mulai dari produksi sampai promo itu adalah label mereka. Kalo mereka sudah cukup sering promo dan dana sudah habis, akan ada promotor-promotor berdatangan untuk mengundang mereka.

Sedangkan band-band indie, mereka mulai dari produksi lagu sampai promosi, mereka mengeluarkan uang cukup banyak. Itupun belum tentu mereka akan balik modal, tapi mereka mendapat pelajaran dari situ. Belajar banyak tentang melakukan semuanya sendirian. Ketika semuanya memang pada saatnya untuk merekrut orang, maka bertambah pekerjaan mereka. Semangat Do It Yourself, scene yang mendukung ditambah dengan channel yang banyak telah membuat mereka bertahan selama ini.

Ada lagi satu hal yang gue pelajarin dari band-band indie ini. Mereka lebih menekankan aksi panggung dan performance mereka daripada menunjukkan skill. Jadi mereka dituntut untuk menjadi entertainer dan menghibur, dituntut untuk memiliki idealisme yang dibalut dengan konsep. Entah itu musik cadas atau musik indie pop atau jazz candy semisal Mocca atau White Shoes and The Couples Company. Sama sekali berbeda dengan lingkungan gue sebelumnya yang lebih akademik dalam bidang musik.

----------------------
Lingkungan gue ini juga indie scene sebenernya, tapi mereka bergerak lebih ke arah mendalami musik dengan harmoni. Dimana istilah-istilah musik harus dipahami dan dipelajari. Para akademisi, gue lebih suka menyebutnya. Dimana mereka mendapatkan uang hidup dari tur-tur yang orang siapkan untuk mereka. Sebut nama-nama besar seperti Indra Lesmana, Bubi Chen, Tohpati, Balawan dan lain-lain. Itulah orang-orang yang gue sebut indie semua, dimana musik mereka hanya dinikmati oleh orang-orang tertentu tapi kepastian tentang kehidupan mereka juga terjamin. Tapi seringkali ada juga orang-orang punya skill tinggi seperti mereka tapi mencari uang hidup dengan masuk label besar semisal Dewa Budjana, orang jarang ada yang tau kalo influence nya Bli Budjana adalah gitaris jazz dunia yang sering memainkan lick-lick kromatik bernama John Mc Laughlin :)

Begitulah pelajaran yang gue selama ini. Mohon koreksinya :)

Jangan lupa kunjungi portal blog kita di http://orangecakecreative.blogspot.com :D

Beberapa Komunitas Bisnis Yang Gue Kenal di Twitter

$
0
0

Gue memiliki mimpi menjadi entrepreneur udah lama, sekitar 2-3 tahun yang lalu. Mungkin waktu gue kelas 3 SMA udah ada rencana buat menjadi seorang entrepreneur, orang tua juga udah mendukung meski belum nyambung dengan apa yang gue mau dan butuh untuk menjadi entrepreneur. Dan karena studi gue itu "spesial" banget jadi selama ini gue super-galau karena hampir gak bisa membagi waktu buat keduanya, karena semuanya butuh fokus dan totalitas jika ingin berhasil... Mungkin besok gue terangin deh, studi macam apa gue ini :)

Kali ini gue share tentang komunitas-komunitas bisnis yang gue kenal selama 2-3 tahun ini, kebanyakan gue temuin di Twitter. Kalo ada salah mohon dikoreksilah, soalnya gue cuma sekedar kenal doang bukan tau seluk beluk mereka hehehe. Here we go!




















Yubi | @YukBisnisCom
Yubi atau Yukbisnis.com adalah portal ecommerce yang belum lama didirikan, kalo enggak 2011 ya 2012 lah. Leadernya adalah Jaya Setiabudi aka mas @JayaYEA, namun personal yang gue suka sekarang adalah mas @fikryfaytullah, seorang marketer freelance yang juga blogger, berasal dari Medan (kalo gak salah) yang juga bela-belain pindah ke Bandung untuk ikutan timnya mas J (@JayaYEA). Mas J pun kalo gak salah, gue pernah tau kalo dia juga pindah ke Bandung untuk fokus menggarap Yubi ini dan menjadikan Bandung sebagai basis Yubi (ini analisis sotoy hahaha).

Kalo pernah lihat kultwitnya Mas J di Twitter pada tahun 2011 atau 2012, doi pernah share kalo pada dasarnya Yubi didirikan terinspirasi dari Kaskus, dimana Kaskus adalah berbasis komunitas, dan penghuninya sangat loyal dengan brand kaskus itu. Bedanya Yubi terfokus pada komunitas bisnis, sedangkan Kaskus kalo gue lihat pergerakannya mereka lebih ke arah komunitas teknologi. Pernah gue baca artikel bisnis, bahwa ternyata Yubi berhasil membuat komunitasnya menjadi loyal.

Kalo melihat ke belakang, Mas J sendiri termasuk salah satu pentolannya Young Entrepreneur Academy (YEA) salah satu ruang pendidikan untuk mencetak para entrepreneur dengan tempo 6 bulan (kalo gak salah sih). Gue kira dulu pentolannya cuma Mas J doang, ternyata ada lagi yaitu @KukuhYEA dan mungkin masih ada yang lain yang gak sering muncul. Sedangkan kalo lebih belakang lagi, Mas J adalah jebolannya Entrepreneur Academy (EA). Informasi ini gue dapatkan dari bukunya sendiri The Power of Kepepet, gue lupa siapa pendirinya yang pasti orang ini pengusaha besar. Kalo lebih ditarik lebar lagi, gue berpendapat kalo Mas J berteman dengan Mas Ippho, Jamillazaini, Sandiaga Uno dan orang-orang yang sering dimention sama mereka, yang semuanya sukses dengan komunitas bisnisnya masing-masing. Kemungkinan besar benang merah di antara mereka adalah EA, tapi gak tau juga sih kan gue bisanya cuma nebak. Hehehhe.
























The Marketeers | @the_marketeers
The Marketeers yang gue tau adalah sebuah majalah yang membahas masalah marketing. Namun kalo ditarik ke belakang, cikal bakal The Marketeers adalah MarkPlus, Inc yang didirikan oleh salah satu guru besar Marketing dunia, Hermawan Kertajaya yang berbasis di Surabaya. Jadi kalo Surabaya, gak kagetlah kalo akrab banget sama pak Dahlan Iskan yang perusahaannya emang berbasis di Surabaya :D

Barusan orang-orang The Marketeers membuat sebuah acara, kalo gak salah namanya Marketeers Conference. Dimana tahun ini mengambil tema, "The World is Shaking, Indonesia is Standing" dimana mulai tahun 2010-2012 Indonesia terus mendapat insentif positif dari pelaku pasar dengan ekonomi yang terus menanjak. Pak Hermawan juga pionir tentang Marketing with Humanity, yang pernah gue jelasin di postingan dulu-dulu. Jadi para pelaku marketing sekarang diajak untuk jujur dan lebih peduli lagi pada sekitarnya, jadi bukan hanya sekedar mengejar profit.

Kemudian Pak @hermawank (Hermawan Kertajaya) juga ada kaitannya dengan mas @yuswohady. Mas Yuswo ini adalah orang marketing yang sukses dengan komunitas Marketing 3000 nya dimana hashtag #c3000 doi yang ngenalin ke dunia. Gue tau ada kaitan antara pak Hermawan dan mas Yuswo saat gue baca bukunya, dimana disitu pake Hermawan menulis kata sambutan juga. Hahaha.

Salah satu pentolan komunitas TDA (Tangan Di Atas), @roniyuzirman menurut gue juga berteman dengan mas Yuswo. Nah mas Roni ini gue baca blognya, ternyata juga mengenal mas @adezAulia yang sukses dengan #CreativeNetwork nya. Lalu ada nama-nama seperti @krismoerwanto, @handoko_h dan lain-lain. Hingga gue sendiri juga bingung menarik benang merah dari semuanya. Hahaha.














StartupBisnis | @StarupBisnis
Gue kira ini adalah Rookie of The Year untuk komunitas bisnis, dimana StartupBisnis.com dibuat untuk men-share jurus-jurus rahasia para pelaku usaha yang sukses. Pendirinya adalah @DennySantoso, seseorang kalo dilihat di Twitter adalah orang yang lebih ke arah masalah olahraga dan fitness. Tapi ternyata gue baca salah satu artikelnya StartupBisnis, Mas Denny ini juga tertarik untuk masalah bisnis to bisnis, dan akhirnya mendirikan StartupBisnis. Basisnya gue kira di Jakarta.

Kemudian ketika gue membaca artikel yang lain, ternyata mereka ada komunitas yang emang kerjaannya membuat sebuah startup yang kebanyakan situs-situs yang bermanfaat. Salah satunya adalah pendiri dari Tiket.com, @NataliArdianto, lalu ada seorang desainer grafis sekaliber Richard Fang yang disebut-sebut. Ada juga nama Rein Mahatma, dimana gue tau dia juga pentolannya StarupBisnis. Di artikel itulah gue tau ada sebuah komunitas yang bisa diajak kerjasama ketika kamu punya ide bisnis yang berbau portal :D

Yang gue suka dari Startup Bisnis adalah forumnya, satu hal yang gue gak dapetin di Yubi. Mungkin kalo melihat besarnya Yubi sekarang, forumnya pasti rame sekali :D

Begitulah, masih ada banyak sih kayak komunitas Young On Top (YOT) nya mas @BillyBoen lalu ada trio @mrshananto, @yorissebastian dan @ReneeCC. Gue aja tadi hampir lupa dengan TDA. Dan masih banyak lagi komunitas-komunitas bisnis yang belum bisa gue sebutin di sini, saking banyaknya.

Tapi yang pasti kita hanya perlu fokus sama satu komunitas aja, jangan semuanya difokusin. Tapi yang namanya network ya gak cukup cuma satu doang hahaha. Kalo posisi gue sekarang, gue mengikuti StartupBisnis tapi gue membangun ecommerce di Yubi hahaha. Perlu dievaluasi emang.

------------------------------
Jangan lupa kunjungi blog portal clothing gue, Oshi http://orangecakecreative.blogspot.com dimana kamu bakal dapet info soal clothing, music, photography dan desain grafis tentunya. Kenapa sih dipendekin jadi Oshi? Oshi kalo diterjemahkan dari bahasa Jepang, gue anggep plesetan dari Oishi yang berarti "enak". Jadi pembaca Oshi menganggap Oshi sebagai makanan yang enak :D sedangkan pengucapan Oshi sebenernya pengucapan bahasa Inggris dari OC, singkatan dari Orange Cake :D

Udah ah.

Menghadapi Limit Langganan Blog

$
0
0

http://www.bloggerborneo.com/sepenggal-kisah-hidup-seorang-blogger-borneo
Gue kaget banget ketika gue mendapati kenyataan bahwa berlangganan blog orang di blogger cuma dibatasi sampai 300 blog doang. Ketika gue mengeluh soal ini, bang Alid langsung komentar.

"Udah dikasi gratis domain, gratis hosting masih minta yang lebih" Hahahah.

Sebenernya dari kekagetan itu kemudian berubah menjadi kebingungan. Soalnya gue ini menganut paham dimana seorang yang tekun belajar dari sesuatu itu pasti mengalami kesalahan-kesalahan hingga akhirnya dia menjadi ahli, namanya proses. Sejak awal gue serampangan mem-follow blog orang, gue kira meskipun isinya curhatan semua gue yakin suatu saat postingan mereka bisa menolong gue. Namun semakin kesini lagi, apalagi dengan position gue dengan slogan "Music, Photography, and Logos" jelas gue lebih pilih-pilih lagi dalam nge-follow blog orang lain. Hehehe.

Sebenernya bisa sih langsung unfollow blog-blog yang udah jarang di update lagi, namun sistem blogger untuk menampilkan blog-blog yang kita follow dari awal gue pindah dashboard sampe sekarang error terus. Gue gak berkecil hati, di salah satu sistem lama yang belum di upgrade sama Google, ada yang nampilin daftar following blog kita. Namun ternyata tidak bisa semuanya yang ditampilkan, hanya urutan awalan "A" doang yang muncul. Haduh.

Setelah men-stop-following beberapa blog di urutan "A", terbersit sebuah solusi ekstrem dengan stop following semua blog. Namun semua blog yang tadinya di follow itu di bookmark terlebih dahulu, lalu disortir satu-satu. Azzek. Bayangin aja melototin hampir 300 blog, terus dikepoin satu-satu lalu dipertimbangkan "ini nyambung gak dengan jalan hidup gue?" hahaha.

Gue juga ada sih akun Wordpress, baru-baru ini gue aktifin kembali untuk membuka readernya. Gue juga ada akun Tumblr buat Orange Cake Creative, bisa digunain untuk follow blog clothing yang kebanyakan pake Tumblr. Namun solusi ekstrem itu kayaknya bener-bener pengen gue lakuin deh. Hahaha.

Yang paling sulit menurut gue mencari blog musik yang membahas masalah indie scene. Ada dua blog musik yang cukup menarik perhatian gue, thistimeeasycore.com dan bandung-underground.com. Keduanya beda dalam mengisi postingannya. Yang satu sering wawancara dan ngasi info tentang band yang rilis single atau album. Yang satunya suka nerangin masalah indie scene dan ngasi info-info gigs.

Blog bisnis pun ada banyak. Dan ini macamnya gak cuma tentang entrepreneurship doang, ada juga yang marketing macam creasionbrand.blogspot.com, ada juga baru-baru ini yang bahas brand yaitu tambalbrand.blogspot.com. Ada juga pentolannya TDA, pak Roni di roniyuzirman.wordpress.com namun yang paling gue suka tetep Startupbisnis.com hehehe, meskipun feed nya gak kebaca sama Blogger.

Blog-blog clothing paling banyak di Tumblr. Gue juga heran sih, tapi yang hadir juga merek-merek besar macam Peter Says Denim, Crooz Apparel, Schitzo Apparel sampe yang dari Jogja, Diztronesia.

Anak-anak yang kuliah di Desain Komunikasi Visual juga banyak yang di Tumblr. Kecuali neng Mutia yang suka bikin comic strip atau Castella Nattalia sang siluman itu. Hahaha. Ada juga mas Ndop, bakul tracing wajah. Hehehe. Kemudian yang dari Semarang itu temennya Arip Muhammad aka Pocongg, gue lupa namanya. Dan beberapa yang emang udah berkecimpung di dunia desain, dan gak bisa dibedain orang ini otodidak atau lulusan DKV hohoho. Kalo gue sih ada blog yang khusus untuk desain-desain, photography asal-asalan hahaha, di jojozshowcase.blogspot.com

Untuk Photography, Clothing sama Desain sebenernya gue punya daftarnya sendiri-sendiri di Facebook. Jadi Facebook emang baik sekali untuk merangkum semuanya dalam beberapa klik. Jadi untuk Photography ada sendiri, terdiri dari blog-blog photography dan fanpage-fanpage para fotografer. Lalu clothing lebih banyak fanpage-fanpage clothing yang isinya mereka jualan terus kerjanya. Terus Desain yang terdiri dari desainer-desainer, fanpage-fanpage dan entah kenapa gue masukin fanpage untuk meme. Haduh kesalahan. Tapi akhir-akhir ini jarang buka ketiga daftar ini.

Clothing https://www.facebook.com/lists/3156630333535Desain Grafis https://www.facebook.com/lists/3150158771750Photography https://www.facebook.com/lists/3344703235240Bisnis https://www.facebook.com/lists/3169717740712

Oh iya, gue juga pengamat film. Gue follow blog-blog yang nawarin film-film bajakan. Muahaha. Terus ada juga blog yang update terus masalah review film movieenthusiast.com yang sempet crash sebulan yang lalu. Ini semua gara-gara DF, tapi gue gak se-geek dia sih masalah perfilman hahaha.

Anyway kok postingannya jadi sharing blog-blog yang gue follow sih. Udahan aja deh ya. Hahaha. Oh iya jangan lupa mampir ke http://orangecakecreative.blogspot.com dan tinggalin komentar ya, soalnya gue butuh saran dan kritik di sini :)

Blessing From Old Fellows

$
0
0


"Melayani keluarga dulu, baru kerja :D"
Krijgers--sudah lama gue gak pake istilah ini. Seperti yang kalian ketahui untuk bulan Januari 2013 kita memakai tagline "Blessing From Old Fellows" yang tergabung dalam Spring Stories of 2013.

Jujur, pada dasarnya gue gak terlalu bisa jelasin secara gamblang kenapa Oshi memilih ini sebagai tagline di bulan Januari ini. Hal ini sangat kompleks, dan mungkin gak bisa dipake dengan nalar. Namun ketika Krijgers percaya pada sesuatu maka sesuatu itu akan ada.

Blessing From The Old Fellows kurang lebih artinya restu dari para orang tua, para sesepuh, para tetua yang dihormati. Gue pikir ini adalah sebuah prinsip dari para Ridder of Oranje Eiland untuk selalu menghormati orang tua. Dimana para para orang tua itu lebih kompeten dalam kehidupan kita yang muda-muda ini.
Neva Gave Ap, Jojoz
Kapitrein of Oranje Ridder from Oranje Eiland -- Founder of Oshi

Big Data, Remarkable, Jenius Dunia, dan Visi

$
0
0

Postingan ini bakal panjang. Kenapa? Gak papa sih, perasaan aja ini bakalan panjang. Sepanjang apa? Sepanjang perjalanan gue move on dari de ep.

Serangan Big Data

http://www.symmetrymagazine.org/article/august-2012/particle-physics-tames-big-data

Era internet semakin lama semakin memberatkan. Kenapa? Karena serangan big data informasi yang terus menerus ada setiap harinya. Orang-orang di seluruh planet berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat dalam menyampaikan informasi, takutnya mereka akan menadi basi dan dilupakan orang lain.
Gue sendiri menjadi korban. Setiap hari apa yang gue buka di internet gak terlalu berdampak positif dengan bisnis gue. Kadang gue sendiri ditarik oleh medan magnet untuk mengonsumsi terus menerus dengan big data itu, entah itu media berupa tulisan, music atau yang paling hebat, video.



Pada dasarnya tips untuk melawan ini sederhana aja sih, disortir. Disortir mana yang lebih membuat kita bertambah positif dan mana yang cuman bisa membuat kita menjadi konsumtif. Tapi dilemanya adalah,
"Kita gak pernah tau kalo orang yang kamu palingkan adalah orang yang bakal membantumu mewujudkan cita-citamu"

Gue punya prinsip untuk tidak selalu meremehkan orang lain--pada dasarnya gue orang yang meremehkan orang lain. Dan gue pikir serangan big data ini mengenalkan kita pada orang lain lebih banyak juga, and we never know jika suatu saat ketika kita juga menyortir orang, kita juga melewatkan suatu kesempatan yang tidak pernah kita tahu.

Diskriminasi memang hal yang paling gue benci, tapi persamaan bahasa, lingkungan dan budaya memang menentukan pemikiran-pemikiran menjadi persatuan. Per-sotir-an yang gue maksudkan gue hanya perlu mengonsumsi big data dari orang-orang yang sama dengan pemikiran dan minat gue. Dari sini gue mikir sih, kok bisa ya orang-orang mendirikan Negara Indonesia yang jelas-jelas budayanya di setiap daerah berbeda?

"Pada dasarnya bukan memaksakan persatuan, tapi mengangkat adanya persamaan dan menurunkan perbedaan"

Remarkable

http://www.epicparent.tv/5-remarkable-qualities-of-a-parent/

Gue tadi nonton ceramahnya Seth Godin, seorang pakar marketing kalo gak salah di Ted.com. Kurang up to date sih, karena ceramahnya di Februari tahun 2003. Dia berbicara tentang masalah orang-orang yang terlalu banyak dijejali oleh jutaan mereka hingga orang jadi muak dan gak peduli karena mereka kehabisan waktu untuk memilih. Orang sudah jenuh.

Jadi bagaimana menembus semua itu, jadilah remarkable. Menjadi suatu yang membuat orang berpendapat hal itu aneh dan di luar kebiasaan. Namun pada dasarnya orang-orang yang menganggap sesuatu itu remarkable sangat sedikit. Orang-orang itu oleh Seth Godin disebut sebagai Otaku, seorang maniak. Kalo bahasa gaul 2012 disebut sebagai Geek. Ada juga yang menyebutnya sebagai Hipster, tapi bahasa marketingnya mereka adalah Early Adopter. Orang-orang seperti gue dan juga banyak yang lain. Dan polanya, ketika para Otaku ini sudah banyak yang memakai suatu produk maka perlahan-lahan akan menuju produk massal oleh sistem kapitalisme dan ditinggalkan oleh para Otaku.

Banyak sudah contohnya, untuk generasi gue sendiri contohnya adalah Pee Wee Gaskins. Ketika PWG berhasil menembus tv dengan idealisme indie-nya, semua orang mengikuti, PWG menjadi produk massal dan mereka ditinggalkan oleh para Otaku yang menganggap sudah basi dan terlalu mainstream.
Gue sendiri sih gak terlalu mendewakan posisi dari para Geek, Hipster, Otaku atau apalah itu, soalnya gue baca artikel dari mas Gentole seorang blogger di tahun 2010 dimana pada dasarnya kaum Hipster dan Alay--yang notabene berlawanan layaknya AntiMainstream-Mainstream itu sama saja. Hanya saja ada kecenderungan bahwa kaum Mainstream, Alay atau bahasa sekarang Ababil ini disudutkan dan diremehkan.

Kasus yang menarik adalah Peter Says Denim, dimana PSD dewasa ini menjadi produk massal dengan munculnya berbagai produk bajakan di pasar-pasar induk di seluruh pulau jawa. Namun kemudian PSD bertindak dengan memunculkan kampanye anti-pembajakan yang salah satunya mendiskreditkan orang-orang yang memakai bajakan. Sehingga para Hispter, Geek, Otaku masih belum mau membuang PSD.
Kembali ke Remarkable. Sebenernya pelajaran Early Adopter ini pernah gue dapetkan dari Pandji di ebooknya "HOW I SOLD 1000 CDs IN 30 DAYS" dimana dia juga menerangkan siapa-siapa aja para Otaku ini. Jadi pada dasarnya ini bukan hal yang baru bagi gue, hanya saja gue belum bisa menerapkannya.

Jenius Dunia

http://begeniustv.com/Be_Genius_TV.html

Kali ini gue menceritakan sebuah tempat pendidikan. Beberapa hari yang lalu ini menjadi topik yang gue pikirkan. Jadi di suatu daerah ada sebuah tempat pendidikan khusus yang mengatur masalah ilmu ruhani. Jika dilihat dari luar dari pengajar dan lingkungannya masih tradisional sekali terkesan tidak up todate. Pendidikannya sendiri 12 tahun lalu di akhir ada pendidikan akhir yang diajar langsung oleh sang Guru.

Lalu seorang anak laki-laki masuk ke situ dengan sikap moderatnya. Seharusnya dia ditempa selama 12 tahun dan  dijaga agar ruhaninya tidak tercemar, namun karena ada kebijakan tertentu dia hanya menempuh selama 7 tahun. Sikap moderat dari lingkungannya dahulu membuat dia merasa tidak cocok dengan pendidikan yang dia jalani, namun dia merasa tidak mau mengecewakan ortunya yang menyekolahkan dia di sini.

Di tahun kelima saat dia menempuh tahun keduabelas dari tahun pelajaran pada umumnya, dia baru tau jika harapan Sang Guru adalah dari pendidikan ini bisa muncul jenius-jenius dunia.

Namun barulah di tahun ketujuh setelah dia bertemu dengan salah seorang kakak seperguruan yang seumuran ayahnya barulah dia bertanya, "Jenius dunia menurut siapa? Jenius dunia seperti siapa?"
Gue sendiri punya paham, sebuah mimpi, keyakinan apabila tidak digambarkan dengan jelas ibarat mengejar sesuatu yang tidak ada. Ibaratkan jenius dunia ini adalah sebuah cita-cita, emang yang dimaksudkan dengan jenius dunia yang mana nih? Kan jenius dunia itu banyak.

Ada jenius pada zaman kejayaan Yunani, layaknya Plato. Ada jenius di jaman Renaissance, kayak Leonardo Da Vinci. Ada juga jenius jaman kejayaan Islam, Algazel. Ada jenius jaman Industri Inggris, Isaac Newton. Atau jenius abad 21, Steve Jobs. Jadi yang mana nih? Semuanya?

Namun anak laki-laki ini yakin sekali yang dimaksud adalah jenius dunia saat kejayaan Islam di Timur Tengah dan Andalusia. Namun pikiran moderatnya tidak pernah berpikir sampai ke situ sebelumnya, membuat dia menyesal dan menyalahkan para gurunya. Kenapa dalam 12 tahun itu, gak ada seorang pun yang menerangkan kejeniusan-kejeniusan para jenius dunia macam Algazel? Why Algazel menjadi seorang yang jenius? Apa yang membuatnya menjadi jenius?

Hatinya kemudian marah dan bergetar. Salah seorang teman yang dianggapnya nyambung dengan pemikirannya pun terlihat tak peduli ketika dia membicarakan topik ini. Namun anak laki-laki ini tak berhenti berharap, he knows bahwa dia harus melakukan sesuatu.

"Adaptasi selalu perlu waktu, revolusi juga perlu waktu"

Visi

http://arifpanduwinata.blogspot.com/2012/10/langkah-membuat-visi-dan-misi_3897.html

Seorang entrepreneur harus punya visi. Seorang pendiri Startup harus punya visi yang jelas. Seorang pemilik perusahaan harus tau mau dibawa kemana perusahaannya.

Pada dasarnya alasan utama gue dan Orange Cake bergerak dari Olshop biasa menjadi sebuah dukungan terhadap komunitas indie, terutama musik adalah karena Schitzo Apparel. Sebenernya Schitzo sendiri adalah penemuan jalan bagi gue terhadap rasa penasaran ke lingkaran Kevin Aprillio yang membawa sebuah komunitas musik yang besar di masa lalu mereka.

Dari Schitzo yang gue kenal sekitar pertengahan tahun 2012 dengan konsep retro namun berpaham medieval dengan menggunakan istilah-istilah medieval. Maka gue memutuskan untuk mengikuti jejaknya untuk mempelajari medieval dan bagaimana kebudayaannya. Pada saat itu juga gue mengamati perkembangan Vandaria, dimana tahun 2012 mereka agresif sekali melakukan promosi. Gue suka juga pemikiran Ami Raditya, sang foundernya tentang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Akhirnya gue berusaha membawa Orange Cake untuk bergabung dengan Vandaria, untuk lebih medieval lagi ketimbang Schitzo. Tapi ternyata harus dimulai dari nol lagi karena gue gak mau kehilangan ke-otentik-an dari Orange Cake, maka gue memakai istilah-istilah dengan Bahasa Belanda mulai dari Oranje Eiland, Krijgers maupun Ridder.

Namun di penghujung tahun 2012 gue menemukan komunitas dimana Music, Distro dan Clothing sangat didewakan membuat gue terlalu asyik memelajarinya dan melupakan proyek Vandaria gue sendiri. Tapi gue bersyukur dengan mengenal mereka, gue jadi yakin sendiri tentang pilihan gue di Clothing. Gue memulai membuat produk lagi, tak hanya sekedar membagi-bagikan katalog. Lebih terkonsep lagi dengan desain retro. Lebih tahu lagi tentang cerita-cerita para pionir pendukung-pendukung musik keras di Indonesia.

Pada akhirnya sekarang gue berpikir tentang kembali ke Medieval, apakah ikut Vandaria lagi atau enggak gue juga masih menimbang. Namun gue liat sekarang popularitasnya entah mengapa hampir gak ada kabarnya sama sekali.

----------------

Untuk Orange Cake sendiri sekarang ini bergerak di dua hal, blog dan ecommerce.

Pertama, untuk blog gue pengennya menumbuhkan kesadaran untuk mendukung produk lokal. Jadi misinya bakal mempromosikan barang-barang distro lokal.

Kedua, untuk menumbuhkan semangat pantang menyerah di diri kaum muda yang punya mimpi.

Ketiga, untuk membawa produk Indonesia ke pasar luar negeri.

Keempat, saling berkolaborasi terhadap sesama clothing lokal Indonesia khususnya di Jombang.

--------------------

Link-link menarik:

Rahasia @Shopatever (Everindo) Mendapat 1000+ Transaksi Dalam 5 Bulan di Ebay dengan Modal Rp 2 Juta


Sedikit Cerita Dari Female Daily


#OranjeAcademy

$
0
0


Akhir-akhir ini gue memasang hashtag #OranjeAcademy di Twitter. Kalo kalian penggemar Schitzo pasti bisa mengaitkan ini dengan #SchitzoAcademy, ya bener gue terinspirasi dari situ. Ah, kenapa produk gue gak ada yang otentik ya -___-

Dalam hastag #OranjeAcademy gue ngetwit tentang pemikiran-pemikiran gue, pandangan-pandangan gue yang gue anggep bener dan bisa dijadikan prinsip. Gue berharap dari situ ada yang satu pemikiran dengan gue dan dia berhak menjadi Oranje Ridder, ksatria dari Oranje Eiland. Karena pada dasarnya gue merujuk pada akademi-akademi ksatria jaman medieval dulu (yang mungkin masih ada sampai sekarang, Royal Academy misalnya).

#OranjeAcademy juga perlu logo, gue sudah bikin logo Oranje Eiland dan Oranje Academy. Perlu banyak inspirasi lagi buat membuat sebuah logo, daripada desain-desain kaos yang gue bikin. Hahaha. Tapi sekarang lagi jaman-jaman sulit banget buat ngedesain, gegara fokus sama clothing bukan dunia desain lagi -___- padahal gue belum begitu paham masalah komunikasi visualnya. Desain di atas juga bikinnya kilat banget. Cuma ngetes sebagus mana desain gue sekarang. Heheh. Gegara sekarang gue minderan orangnya. Huahaha.

Sekarang mah lagi fokus-fokusnya studi sama bisnis clothing. Kemarin dapet tawaran bikin merch buat Vandaria! Wow, ternyata para kreatornya suka banget search dengan query Vandaria, dan twit gue terjaring. Nyiahahaha. Tapi karena baru pertama kali diajak kerjasama kayak gini, gue juga ngerasa bingung dan mudahan lancar tanpa ada gangguan yang berarti. Mas Ami, sang kreator Vandaria juga homestay nya di Surabaya jadi deketlah dari Jombang. Jadi Februari besok insya Alloh gue bakal ketemuan sama dia.

Oshi juga bakal gue buat untuk support Vandaria, cuma gue bingungnya mau ditulis modelnya gimana soalnya Newsletter gak bisa dicopi paste dengan mudah -___-.

Oh iya. Gue juga bikin event akustik bisa dilihat di sini

Udah dulu deh ya.

Farewell... For Now

$
0
0

Banyak hal yang gue pikirkan akhir-akhir ini. Mulai dari masalah JAS MERAH, silaunya keduniawian, bahaya globalisasi, manuver yang salah dan permulaan yang berat.

Yang bikin gue shock yang terakhir. Ibaratnya kayak terbang tinggi banget terus tiba-tiba dibanting jatuh ke tanah. Shock. Kecewa. Jadi satu.

Jadi gue lagi bikin event music, dimana mengusung idealisme independent. Pilah-pilih dalam mengolah barang, mencoba untuk membangun suatu kegiatan reguler dengan tangan dan hasil keringat sendiri tanpa bantuan orang lain. Ekstrim memang, sangat ekstrem. Apalagi ini permulaan.

Namun fakta yang membuktikan bahwa keegoisan bukanlah jalan keluar. Peralatan yang gue wanti-wanti buat dapetkan akhirnya sama sekali gak bisa dipake. Damn. Dengan dikelilingi para abg yang masih hijau, membuat pikiran jadi tertekan juga. Hahaha *tawa garing*

Ini bukan masalah uang. Gue yakin dengan prospek event ini. Ini bakal menguntungkan anak-anak musik di tengah sekaratnya musik Indonesia.

Ah. Kadang berpikir untuk menyerah. Tapi gue harus pantang menyerah, karena tagline Orange Cake gak boleh menyerah. Neva Gave Ap.

Segala tekanan ini membuat gue harus cuti blogwalking sementara waktu. Hampir sebulan gue gak aktif dalam lingkungan blogger. Namun mungkin masih ada tulisan-tulisan terbaru tentang kehidupan gue. Semoga saja.

Terakhir gue mau kasih link-link yang inspiratif :)

http://startupbisnis.com/rahasia-shopatever-everindo-mendapat-1000-transaksi-dalam-5-bulan-di-ebay-dengan-modal-rp-2-juta/

Ide yang simple dari Everindo dengan memanfaatkan 50 juta buyers aktif dari Ebay :)

http://bukik.com/2013/01/21/personal-brand-mengapa-misi-lebih-bermanfaat-daripada-visi/

Patut disimak pemaparan Visi dari seorang Bukik :) 

Hambatan Bisnis Online

$
0
0


Jadi ini udah lama banget. Suatu ketika @the_marketeers bertanya kepada Tweeps, "Apa sih hambatan saat bisnis online?" dengan tagar #MorningMovement. Maka jawaban pun bermunculan, dan saat itu gue langsung kepikiran untuk mengumpulkannya dan menjadikannya sebuah blogpost. Cukup lama untuk membuat gue inget dan langsung take action hihihi. Here we go.

"Hambatan bisnis online terbatasnya ruang utk ekspansi & mmperluas pangsa pasar yg ada #MorningMovement" @martinsianipar

"#MorningMovement pembeli kurang convinced of the products we sell, krn mreka ga bs touch and feel." @mayphero

"Membuat orang aware dg product dan memberi alasan yg kuat knp mereka hrs pakai product atau services kita #MorningMovement" @hermanto_oks

"Yangg sering jadi hambatan dalam bisnis online kami adl mengkomunikasikan ukuran kaos kami #MorningMovement" @kaos_kutubuku

"ekspedisinya @the_marketeers #MorningMovement." @citraandini

"@the_marketeers pengiriman barang. Seringkali gak bisa intervensi ke jasa pengirimannya kalo telat." @aliasjojoz

Sedikit ya jawabannya? Mungkin karena pagi banget tanyanya.

Kesimpulannya adalah ini merupakan langkah yang hebat. You know, kalo lo kayak gue yang hampir tiap hari gak pernah lepas dari artikelnya @StartupBisnis (akhir-akhir ini sih), sebenernya orang-orang bisnis yang berpengalaman di Amrik bisnis mereka selalu didasari dengan mencari solusi untuk masalah-masalah yang di sekitar!

Contohnya? Banyak sih. Hadirnya Amazon sebagai toko buku yang gak punya ruko. Bonobos yang berawal dari permasalahan mencari celana yang pas. Dropbox yang berawal dari permasalahan tidak bisa mengakses data tanpa alat penyimpan data. Brand-brand clothing di Bandung yang sukses melihat masalah dari anak-anak band yg butuh pakaiannya keren. Macbeth yang berawal dari seorang drummer yang tidak cocok dengan sepatu-sepatu yang di jual di pasaran. Apple yang melihat masalah bahwa komputer hanya di pakai oleh perusahaan. Hootsuite yang berawal dari masalah banyaknya social media yang perlu di urus. Kaskus yang berawal dari masalah tidak adanya sebuah portal untuk orang-orang Indonesia yang berada di luar negri mendapatkan berita-berita dari negrinya.

So, maukah kamu menjadi solusi untuk memecahkan permasalahan bisnis online. That's The Question Of Life :D

Sedikit Sejarah

$
0
0


Kembali lagi gue pengen ceritain tentang awal passion gue ke clothing. Kali ini gue pengennya nulis terus terang, tanpa ada sensor-sensor yang biasa gue terapin di post-post sebelumnya. Namun ini dari sisi gue, entah dari sisi yang lainnya heheh. Mudahan ini menjadi--mengutip kalimat DF, sebuah kotak yang akan gue buka kembali suatu saat. Awal nulis ini juga karena kesadaran gue meningkat setelah beberapa berdiskusi orang-orang expert entrepreneur di http://startupbisnis.com/forum join aja kalo mau mengetahui pemikiran-pemikiran entrepreneur yang baik gimana. Dan juga setelah membaca biografi Steve Jobs yang tebelnya kayak kamus Bahasa Inggris :D


Established 2011
Pada dasarnya pada tahun 2011 gue belum tau mau dibawa kemana clothing corporation ini, tapi gue bersikeras untuk memfaktakan bahwa Orange Cake sudah ada sejak 2011. Hahaha. Waktu itu gue masih SMA dan penuh dengan kelabilan, berada di pelosok terpencil dari hingar bingar kota Jombang di Ploso. Yang gue tau saat itu adalah dimana gue yakin akan menamakan clothing ini dengan "ORANGE CAKE".

Berawal dari kepanitiaan event musik yang ambisius, egois dan memaksakan dari gue di tahun 2010. Disitulah pengalaman pertama gue berkecimpung dalam hal membuat sebuah kaos siap pakai. Dan itu hancur lebur dengan kualitas kaos yang bener-bener tidak bersahabat. Hingga gue tahan kaos itu dan akhirnya memberikannya ke Opshid Malang Kota untuk dipakai sebagai seragam kuli saat Tasyakuran Sumpah Pemuda tahun 2012 kemarin. Hahaha.

Nama Orange Cake sendiri adalah hasil dari hubungan yang gue jalin dengan DF selama hampir setahun sejak 2010 kalo gak salah. Waktu itu gue paling inget dia selalu membuat gue penasaran hingga suatu hari ibunya membeli sebuah kue dan DF menceritakan kelezatannya hingga membuat rasa penasaran gue memuncak dan sampe sekarang gue aja masih penasaran gimana rasanya menggigit sepenggal kue yang namanya Orange Cake itu. Gue pernah berusaha pesen Orange Cake ke Cak Syafik dimana orang itu pernah ngomong kalo bisa bikin kue, meski itu adalah position adiknya tapi juga belum tau. Belakangan gue tau kalo dia/adiknya juga pernah bikin kue sweet seventeen buat DF. Hahaha. Warnanya biru kalo gue gak lupa.

Faktor lain yang gue yakinin menentukan penentuan nama Orange Cake adalah kata 'Orange' dalam Orange Cake adalah warna favorit gue ketika masih kecil. Gue berpendapat nama Orange Cake sendiri berarti gak jauh-jauh dari kehidupan gue sendiri.

10 OKTOBER 2011
Sebelum 10 Oktober, kalo gak salah gue sudah bikin akun page di Facebook dengan nama Orange Cake Shop. Tapi akun itu terbengkalai lama. Dan gue pakai kembali pada akhir 2011 dan awal tahun 2012 terbengkalai lagi. Hahaha.

10 Oktober adalah ulang tahun gue. Dimana gue lagi sibuk-sibuknya menjadi sekretaris sebuah event besar bertajuk, "Tasyakuran Sumpah Pemuda 2011". Gue paling inget waktu itu pagi-pagi dan sekretariat masih sepi sekali. DF sms gue duluan--suatu hal yang jarang sekali dia lakukan sejak gue lulus SMA ("Sms duluan" lainnya adalah ketika dia tanya tentang jurusan kuliah gue) dan bertanya tentang posisi gue saat itu.

Dia mengajak seorang temennya, Riri untuk mendatangi gue. Lalu dia memberikan sebuah benda kecil dari bahan flanel (yeah dia emang punya keahlian umum dari seorang cewek, bikin prakarya dari flanel) berwarna Jingga yang tampak antara sepotong semangka dan sebuah kue. Namun gue langsung tau itu adalah Orange Cake yang sering dia ceritakan. Benda kecil itu adalah hadiah ulang tahun gue dari dia. So sweet ya? Tapi perih hahaha. Belakangan gue tau kalo benda itu adalah hasil prakaryanya untuk sebuah tugas yang gak tau harus diapain setelahnya.

Waktu itu prosesnya gue inget setelah dia memberikan benda kecil itu, dia langsung keluar tanpa memberikan penjelasan lalu memutari lantai 2 gedung Ikhwan. Gue tau DF emang orangnya seperti itu jadi bagi gue gak masalah, tapi belakangan gue sadari kalo sifat alami cewek emang seperti itu hahaha. Jadi yang nemenin gue ngomong cuma si Riri yang bertanya-tanya tentang sekretariat panitia. DF memberikannya pun seperti bilang, "Aku pengen kamu nerima ini dan jangan protes!" jadi ketika gue tanya kegunaannya apa, dia hampir gak pernah menjawabnya dengan jelas.

Jadi pada waktu orang bertanya dan kelihatannya menginginkan sebuah jawaban singkat tentang arti dari Orange Cake atau kenapa gue menamakan clothing ini dengan nama Orange Cake gue selalu menjawab kalo Orange Cake itu adalah hadiah ulang tahun gue dari seseorang.

Perih emang mendapati hubungan gue dengan DF kandas. Apalagi nama Orange Cake memang berasal dari hubungan gue dengan dia dan gue setiap hari selalu memikirkan hal baru apa yang gue lakukan untuk Orange Cake. Hubungan gue dengan dia juga seperti ditakdirkan untuk tidak kembali seperti semula--karena dulu awalnya semua temen baik gue mengenal baik DF dan DF dianggap pula sebagai bagian dari keluarga itu. Kemudian gue menderita penyakit 'susah move on' dan ketika kita bertemu langsung selalu saja membuat gue frustasi. Gue tau dia bukan berniat seperti itu, mungkin dari guenya sendiri yang terlalu berlebihan. Gue depresi banget sampe gue rasanya ingin amnesia aja, kayak lagunya Rocket Rockers yang itu...

Nasib benda kecil oranye itu sekarang? Kalo gue gak salah saat jaman gue dan DF komunikasinya putus nyambung, kita berdua dipertemukan kembali saat gue menggarap desain buletin sekolahnya dia bersama Koyum, teman gue yang satu redaksi dengan DF. Awalnya dia gak datang, tapi pas revisi kedua dia datang. Mau gak mau kita terlibat komunikasi di situ, gue ketemu dia selalu mengawali topik dengan film. Karena gue pake lepinya Koium untuk menggarap desain, maka tiba-tiba DF memakai Irene Adler, lepi gue. Gue kaget plus khawatir dong, yang awalnya dia cuma lihat film list punya gue lalu beranjak lihat foto-foto gue, dan akhirnya ketemu foto benda kecil oranye itu, lalu dia menanyakan benda itu. Gue jawab masih ada, tapi pikiran gue waktu itu, oh yeah dia ada di dalam kardus yang jarang gue buka lagi. Hahahha. Tapi ketika menulis ini, gue tau itu benda bersejarah banget buat clothing ini dan harus disimpan dengan baik dan benar :)


Hayley's Shirt
Tanggal 15 dan 17 Agustus 2011. Waktu itu Paramore konser di Indonesia untuk pertama kalinya. Waktu di Bali, Hayley memakai sebuah kaos kuning yang dia coret sendiri dengan sebuah persegi panjang dengan tiga lubang persegi panjang berdiri. Dan Aha! Gue harus bikin replikanya! Keinginan itu juga berawal dari kaos-kaos replika yang sama tapi menurut gue tidak ada yang persis yang dipakai dengan Hayley. Lalu gue bertekad membuat kaos yang sama dengan yang dipakai oleh Hayley di Bali dan dijual di Orange Cake Shop.

Maka dari itu gue mengajak 2 temen gue waktu itu, Rio dan Kesi. 2 orang yang bisa menerima pikiran liberal dan ambisius gue. Hahaha. Dari situ kita bertiga mendapatkan kata setuju untuk masing-masing mengeluarkan tabungan untuk kaos ini, lalu pergi ke Surabaya untuk mencari bahan kaos. Tanpa petunjuk dan modal nekat lalu berdasarkan pengalaman gue yang pernah naik kereta ekonomi akhirnya kita muter-muter dari Pasar Kapasan, Pasar Atom lalu ke Pasar Grosir Surabaya. Di PSG kita menemukan kaosnya, namun menurut gue warnanya tidak cocok. Tapi pada akhirnya kita memakai kaos itu namun pembelinya ternyata tidak ada. Hingga akhirnya kaos itu gue jual rugi ke temen-temen gue. Pernah gue ceritakan alasannya di postingan yang paling dahulu hahaha.

Jadi waktu itu kualitasnya masih rata-rata---belakangan gue tau kaos itu berjenis katun kardet. Lalu ukurannya masih kecil banget, karena memang kaos buat anak-anak. Jadi salah langkah deh. Hahaha. Rio minta kaosnya sebagai ganti rugi, namun Kesi gak pernah menanyakannya lagi--mungkin karena dia sibuk dengan dunia fotografi sama kuliah perhotelannya.

Kaos Hari Musik THGB 1433 H
Event musik yang gue sebut paling atas adalah Hari Musik THGB yang saat itu diadakan di tahun 1432 H. Lalu di tahun berikutnya gue bertemu lagi dengan inisiatornya, Pak Munif. Dari situ beliau ingin event ini dilanjutkan, namun secara tidak langsung. Akhirnya gue melangkah duluan dengan membuat kaos lagi. Pada awalnya gue juga sudah membeli kaos untuk persiapan seperti ini dari Surabaya namun kualitasnya tidak cocok namun masih nyaman untuk dipakai.

Gue berkoar-koar di depan Pensi, memberi hadiah kaos untuk meminta dukungan. Namun pada akhirnya gue kena marah dan akhirnya gue gak terlalu berani menjual kaos itu padahal gue sudah bikin banyak. Akhirnya kaos itu dibeli temen-temen gue sendiri. Untuk cerita lengkapnya mungkin bisa dibaca di postingan gue yang dulu hahhaha.

Masalah kaos memang tidak gue permasalahkan, namun yang gue sesalkan adalah tidak diadakannya event Hari Musik. Itu bener-bener mengartikan bahwa perjuangan gue merintis Hari Musik bener-bener tidak ada bekasnya sama sekali :(

Untuk kaosnya sendiri ada dua edisi. Edisi pertama berwarna putih gue gak permasalahkan karena tepat banget desain, warnanya, serta ukurannya. Untuk edisi kedua, gue merasa ditipu. Kaosnya dibilang berjenis katun kombet 30 s--belakangan gue tau itu katun kardet. Ukurannya pun mengecewakan karena tidak mengutamakan panjang tapi mengutamakan lebar kaos.

Bertemu Dengan Mas Syafik
Gue tau orang ini sejak dulu namun gue mendapati keberadaannya saat dia ikut jadi peserta event Hari Musik yang gue jadi ketua panitia di situ. Temen gue, Fafa yang dekat dengan orang itu pun mempertemukan kita berdua. Dari berbagai macam obrolan pada akhirnya proyek kaos yang kita jalankan tidak ada eksekusi sama sekali. Fafa yang juga punya tanggung jawab yang lebih penting lalu Mas Syafik yang punya pasar tidak bisa tanpa Fafa.

Menurut gue masalah medasar adalah Mas Safik tidak pernah mau menjual Orange Cake. Dia sebenernya cuma butuh desainer yang bisa mengalirkan kreatifitas kata-katanya. Jadi menurut hemat gue, gue cuma nyari desainer untuk melanjutkan proyek ini.

Namun meski proyek kita belum berlanjut, gue berterimakasih sekali dengan mereka berdua ini yang meyakinkan passion gue di bidang clothing. Membuka mata gue tentang pasar Fotografer yang ternyata orang-orang berduit smua hahaha. Lalu tentang masalah rohani dan studi gue yang juga diberi pencerahan sama orang ini :)

Apalgi saat itu gue tenggelam dalam dunia ketidak move on nan, ditambah menerima kenyataan DF udah punya tambatan hati yang baru, gue juga mencoba mencari juga orang-orang yang mengerti tentang clothing di Jombang, gue juga waktu itu lagi ngrintis komunitas Shuffle di Jombang.

Bertemu Mylmo
Saat gue merintis komunitas Shuffle di kuartal ketiga tahun 2012--yang akhirnya kandas di akhir 2012, gue bertemu dengan sebuah band indie ini. Sebenernya bukan band ini aja sih, lebih tepatnya anak-anak SMA Grida Jombang angkatan 2010 yang saat itu udah kelas 12.

Masalah per-indie-an ini emang bukan hal baru bagi gue, karena dulu salah seorang temen gue yang kerja di Surabaya, Mawan mengenalkan dunia ini ke gue. Dia juga bercita-cita membangun sebuah distro di Ploso, namun entah dia masih labil atau gimana dia belum bisa mewujudkannya. Dia juga sering bantu-bantu gue tentang info-info terkini dunia indie. Dari Mylmo, gue mengetahui sebuah komunitas lagi yang cukup besar di Jombang bernama GM Manajemen. Akhirnya gue memutuskan untuk fokus di sini, belajar di sini tentang dunia clothing yang bersinergi dengan komunitas musik. Saat itu gue udah membaca artikel ini http://startupbisnis.com/tag/febby-lorentz/ lalu waktu itu gue juga mengikuti perkembangan Petersaysdenim yang mensupport banget musik-musik Hardcore.

Kembali lagi, sekarang gue dipercaya untuk membuat merchandise-nya Mylmo (singkatan dari My Little Monster). Namun karena  gue bekerja sama dengan anak-anak yang emosinya belum terkendali jadi gue juga ketar-ketir sendiri. Hahaha. Gue juga sebenernya pengen lebih masuk ke dalam GM Manajemen utnuk belajar kehidupan clothing dan musik indie itu seperti apa.

Namun studi dan lingkungan gue belum tentu mendukung semua itu. Jadi gue harus pintar-pintar membagi waktu dan tanggung jawab di antara keduanya. Mudahan lancar aja. Amin.


Schitzo Dan Inspirasinya
Jujur, konsep desain Orange Cake berasal dari Schitzo punyanya Raka Cyril. Lebih tepatnya seperti katalog mereka di Desember 2012 yang retro abiss, meskipun gue sudah ngeluarin produk saat itu yang konsep desainnya juga retro. Gue terobsesi sama Schitzo sejak mereka mengeluarkan logo barunya--kemudian dilanjut dengan katalog Schitzo Animalia--yang menurut gue gagal di pasaran. Saat itu gue berpikir bahwa konsep yang dibawa oleh Schitzo adalah Medieval, tapi ternyata namanya adalah Retro. Hahaha.

Tapi thanks buat Raka, dia yang menginspirasi awal gue untuk dibawa kemana Orange Cake, yang memutuskan gue untuk menjadikan Orange Cake sebuah brand. Dan PSD yang membuka mata gue, bahwa merek dari negeri antah berantah bisa bersaing di luar negeri. Haha!

Perubahan Nama?
Gue juga inget ada yang kurang setuju dengan nama Orange Cake. Itu terjadi baru-baru ini juga. Ada dua orang, yang pertama adalah Adit--vokalisnya Mylmo yang berkata bahwa nama Orange Cake itu kurang sangar katanya. Hahaha. Lalu Dianzara yang gue minta saran kritiknya juga ngomong kalo Orange Cake itu bukan nama yang cocok buat anak muda--ditambah dia juga maklum karena gue pernah punya sejarah dengan nama ini yang membuat gue kaget.

Petersaysdenim juga nama kedua dari brand punya Peter. Namun gue lebih tertarik dengan pemilik brand Woles bernama Agitya yang ternyata punya brand lagi sebelum Woles bernama Yeah Right yang kedua-duanya jalan! Mungkin suatu saat gue bakal bikin brand baru yang lebih sangar dan anak muda banget. Hahaha!

Konsep Ke Depan.
Akhir-akhir ini gue berpikir tentang konsep pesan apa yang mau disampaikan dari sebuah desain kaos. Kemarin saat Adit gak setuju dengan nama brand Orange Cake, ada obrolan singkat dari personil band Diamond--apa gitu yang termasuk jajaran GM Manajemen. Ada dua hal yang gue tangkep.

Pertama, adanya praktik membeli sebuah artwork dari orang lain yang kemudian dijadikan kaos. Kedua, konsep yang dibawa clothing-clothing itu ada banyak macemnya tapi yang paling umum adalah soal propaganda, sex drug and alcohol. Setelah itu gue berpikir keras tentang itu dan akhirnya menemukan lagi konsep clothing yang memberi pesan tentang New World Order! Hahaha gila banget.

Dari situ gue berpikir pesan apa yang mau disampaikan kepada orang-orang indie dari Orange Cake. Gue sendiri juga punya konsep tentang Oranje Eiland yang punya cerita-cerita kepahlawanan, tapi gue memutuskan untuk tidak menulis lagi. Juga sulit banget mencari penulis fantasi yang cocok.

Lalu tadi pagi terbersitlah keinginan untuk menanamkan Nasionalisme. Lingkungan gue di Ploso mengajarkan  dan menyebarkan tentang Nasionalisme, dosen gue sendiri ngomong kalo tren ke depannya Nasionalisme bakal diminati sejak perselisihan negara kita dengan Malaysia. Jadi gue berpikir untuk menanamkan Nasionalisme dengan cara Orange Cake!

Untuk detilnya mungkin gue jelaskan kapan-kapan deh, atau lo ikutin aja lewat facebook di http://fb.me/orangecake.creative atau twitter @ORANGECAKEc :)

Pengen Bikin Music Event

$
0
0

thirteen crooz tour 2011
Seperti yang kita tau atau buat kamu yang baru baca ini, ORANGE CAKE menyasar kalangan musik, terutama musik indie. Mengapa musik? Pada dasarnya kita tidak hanya mendukung music, tapi juga photography dan graphic design. Namun untuk sekarang ini kita baru bisa bertemu dan menjalin hubungan dengan komunitas musik. Anak muda Indonesia yang menjadi segmen kita juga gak bisa lepas dari musik.

Kalo bicara tentang musik, jelas kegiatan yang paling sering diadakan adalah pertunjukkan musik atau dengan nama lain konser, gigs, show, dsb. Nah dari itu gue (Jojoz) merasa kurang afdol jika Orange Cake yang mengaku menyasar kalangan musik tidak mengadakan sebuah pertunjukkan musik. Nah itu yang menjadi dasar pijakan dari kita untuk mengadakan sebuah event atas nama ORANGE CAKE Creative.

Tapi pertunjukkan musik sudah sering banyak dilakukan oleh clothing-clothing yang lain, namun kita, Orange Cake yang manruh Creative jelas harus beda dari yang lain. Maka dari itu memakai filosofi 'start small' kita mau konsep acaranya nanti pertunjukkan musik akustik. Diharapkan selain menunjukkan eksistensi dari sebuah clothing yang bernama Orange Cake kita juga ingin membuat challenge bagi band-band yang bermain di event kita untuk menunjukkan musik akustik yang kreatif, sehingga musik tidak melulu tentang distorsi gitar. Namun ini hanya permulaan, kita juga suka kok musik-musik yang berdoistorsi :D

--------------------------------

Demikian line gue tentang hal yang sangat gue pengenin lebih dari keinginan gue untuk membeli kamera DSLR. Hohoho.

Pertama, gue berpikir gigs bisa menjadi salah satu promo yang 'mengasyikkan'  dan 'cukup' dengan budget gue sendiri yang gak seberapa. Hohoho.

Kedua, selain menjadi promo yang bagus, gue sendiri juga gak punya toko offline yang bisa membantu penjualan gue, dan gue yakin music event bisa menjadi pengganti toko offline Orange Cake dengan pengunjung yang disuguhi pertunjukkan musik.

Ketiga, pertunjukkan musik atau gigs yang diadakan sebuah clothing memang hal biasa. Maka dari itu ini menantang gue untuk lebih kreatif dari pada yang lain.

Keempat, gigs menurut gue merupakan sebuah dukungan terhadap musik. Kalo melihat industri musik yang sekarat dimana pembajakan bener-bener masuk sebagai budaya Indonesia yang baru (meski sekarang benar-benar kelihatan perjuangan para pelaku musik untuk bangkit), dimana mereka mengandalkan gigs untuk menghasilkan pendapatan.

Konsep yang gue pikirkan adalah event-event musik seperti ini diadain setiap bulan (mungkin ke depannya bakal seminggu sekali hohoho). Karena 'start small' (ini filosofinya Yoris Sebastian di buku Creative Junkies meski gue belum baca bukunya) maka gue pengennya akustik. Tapi bukan berarti akustik ini gak butuh budget, gue hitung secara kasar minimal satu juta lah, itupun cuma dua peralatan.

Jadi nanti butuh sound amplifier dua buah kanan dan kiri. Lalu satu set peralatan akustik band macam gitar, keyboard, bass dan drum (kalo drum akustik jaman sekarang pake drumbox tuh). Terus michrophone sekalian stand mic-nya yang gak cuma butuh satu doang :D

Mengenai tempat, sebenernya gue ada sih cuma kalo dibikin event music harus minta ijin dulu wahahahaha. Tempat emang hal yang pasti ya, kalo ada tempat gratis gitu enak kali ya hahaha.

Dan... karena gue ngepostnya gak langsung 'single file' (ibarat bahasa para tukang download) jadi rada lupa juga gue mau bahas apa. Hahahah. Intinya postingan ini bercerita tentang pertunjukkan music buat promosi ORANGE CAKE, dan karena gigs macam gitu udah banyak kita harus tampil beda.
Sekian :)

Post script: penulisan ORANGE CAKE yang benar itu dengan huruf kapital sebenernya x)

April! Imperialism Fluyt!: My Next Design's Project

$
0
0



Gue mendesain buat @ORANGECAKEc lagi--iya emang pada dasarnya itu clothing gue dan gue satu-satunya desainer di situ hahaha. Setelah re-branding Maret ini, next design juga gak jauh dari nasionalisme-dengan-simbol, gue kan membuat kapal! Kapal layar kaum imperialis jaman dahulu dengan Gold, Glory, Gospel-nya.

Karena Belanda yang penjajahannya paling lama di bangsa ini (350 tahun bok)--dan juga Orange Cake yang entah kenapa erat kaitannya dengan Belanda, mengilhami kata "Fluyt". Sebenernya gak sengaja sih nemu kata ini, pertama gue riset pake gugel dan akhirnya ketemu info kalo Belanda punya sebutan khusus untuk kapal layar mereka yang mengarungi lautan jaman dulu yaitu "Fluyt". Maka akhirnya gue menamakan desain ini dengan IMPERIALISM FLUYT

Twitter's name gue juga gue ganti dengan IMPERIALISM FLUYT.

Mungkin kalo yang follow gue di Twitter sempet baca twit gue yang menerangkan sedikit hal dari desain ini. Tujuan utama gue berasal dari kalimat Sang Guru,

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya"

JAS MERAH. Jangan lupakan sejarah. Jadi inget ini jargonnya Bung Karno juga (Marhaenisme, man), ini mengingatkan gue kalo gue belum riset tentang jas merah x)

Jaman waktu gue SD, gue dikasi informasi di buku-buku pelajaran kalo bangsa ini dijajah selama 350 tahun oleh Belanda. Semakin bertambah tahun kurikulum pendidikan juga semakin aneh dengan beberapa penghapusan pelajaran, lagipula pada dasarnya sistem pendidikan di Indonesia banyak dikritik oleh para akdemisi, ditambah jaman globalisasi yang membuat semakin mengikisnya identitas bangsa. Gue ragu kalo anak-anak SD sekarang masih diajarin tentang sejarah kita :D

"Waktu berganti, sejarah berulang"

Siapa ya, yang pertama kali punya quote kayak gini. Karena quote ini lah yang menurut gue (belum riset nih) mendasari JAS MERAH, mendasari desain gue (Imperialism Fluyt). Meskipun waktu telah lama berganti namun peristiwa yang sama terus terjadi. Aneh? Engga juga sih. Ini beberapa contoh.

Gue akhir-akhir ini men-download presentasi-presentasi orang Barat di TED.com (syukur banget nih ada yang ngasi translate bahasa Indonesia :D). Ada salah satu presentasi menarik tentang sejarah umat manusia, oke gue lupa siapa yang presentasi tapi pada intinya gue menangkap bahwa sejak jaman manusia hadir di Bumi gak ada yang nama Inovasi (oke gue inget presentasinya judulnya "Matt Ridley: Ketika ide-ide bercinta" itu bahasa Indonesainya x)), manusia semuanya hanya mengulang kembali.

Contoh yang paling berat adalah soal penjajahan ini. Dulu abadnya Christopher Columbus namanya adalah Imperialisme, penjajahan dengan modal kekuatan. Lalu di abad century dinamakan kapitalisme lalu di awal abad ke-21 dinamakan neo-liberalisme yang intinya semua sama aja, yaitu penghisapan manusia atas manusia :)

Jadi pada dasarnya gak ada yang baru dalam dunia ini. Ini semua dasar akalnya ya, apa Tuhan juga beranggapan yang sama di kitab suci? Ada yang mau ngecek? :)

Fluyt, kapal layar Belanda jaman dahulu adalah simbol imperialisme yang dibawa oleh pelaut-pelaut Belanda jaman dahulu. Begitulah benang merah antara "waktu berganti, sejarah berulang" - "jangan lupakan sejarah" - "imperialism fluyt dengan gambar kapal imperialisme" :)

Overall, sulit banget gambar kapal. Apalagi desainer kacangan jam terbang pemula macam gue :| yang gue butuhkan teknik-teknik lighting, shadow yang membuat kapal ini jadi "nyata". Masih mempelajari juga :|

Begitulah sedikit hal yang sementara ini bisa gue sampaikan ke kalian, Imperialism Fluyt resminya bakal keluar April. Mengenai kehidupan gue? Yah, lagi pdkt sama cewek meski pada akhirnya gue sadar gue gak serius banget buat membangun hubungan :| lalu kekecewaan gue melihat fakta bahwa ortu gue gak mendukung ORANGECAKE :| lalu keinginan besar untuk membuat sebuah gigs yang small tapi rutin :)

Sesuatu yang baru? Mungkin Scandal yang besok bakalan konser di Indonesia :)





Viewing all 192 articles
Browse latest View live